Senin, 11 Mei 2015

Tips Rekreasi Ujung tahun ke Pulau Tidung

Mendapatkan kesempatan libur tahun baru 2015 di akhir pekan menghasilkan saya merencanakan piknik selama 2 hari 1 malam. Pergi ke tempat yang tidak senggang dari pusat ibu kota, yaitu di Pulau Tidung satu diantara pulau tersohor pada Kepulauan Seribu dengan menawarkan pesona rantau di utara ibu kota. Ini tak pertama kalinya beta berkunjung ke Kepulauan Seribu, sebelumnya tahun 2013 lalu abdi pernah mengunjungi Daratan Pramuka dan kasmaran dengan keindahan samudra dan pantai dalam Kepulauan Seribu. Selain itu, Kepulauan seribu merupakan alternatif liburan singkat karena gak memakan waktu lambat serta budget raksasa untuk bisa merasai keindahan alam Indonesia di sekitar Jakarta.




Jika tidak sasaran repot, banyak travel agent yang menghapuskan paket liburan private atau open trip dengan harga terkabul. Dengan hanya menyeluarkan sekitar 300rb-an member bisa menjelajahi pantai serta keindahan bawah laut. Sangat terkabul menurut saya untuk akomodasi selama 2 hari 1 silam.


Perjalanan ke pulau tidung ditempuh selama masa 3 jam beserta kapal dari Muara Angke. Untuk merebut Muara Angke, kalian dapat menggunakan Transjakarta, berhenti di Halte Pluit, kemudian melanjutkan perjalanan dengan mempergunakan angkot B 01 lalu turun pada pom bensin alias SPBU Muara Angke.


Diusahakan sampai Estuari Angke sebelum beker 06. 00. Namun ternyata karena sebelah libur akhir tahun, pra memasuki pom yodium sudah ramai serta macet kendaraan yang mengantar orang-orang menentang tempat penyeberangan. Bila sudah seperti ini, kalian langsung saja rugi di jembatan Hilir Angke dan melanjutkan perjalanan dengan bentor (becak bermotor) sempurna dengan membayar 5ooo rupiah, kita hendak diantar sampai pom bensin.


Selama diperjalanan menaiki bentor, berasa sekali hawa Muara Angke di musim hujan, genangan minuman di mana-mana dan yang lebih akut lagi di urut-urutan sekitar pasar ikan banjir, terbayang meski kotornya air yang hitam keruh. Hamba sering berfikir kenapa Muara Angke tetap begini-begini saja. Sementara itu semakin banyak orang-orang yang ingin menyeberang menerima kapal dari Muara Angke, tetapi saluran ke penyeberangan otonom sangat tidak menarik. Wisatawan, para nelayan pengangkut ikan, pedagang hilir mudik melalui jalan masuk jalan yang sama jadi riuh macet tak terhindarkan. Saya berharap pemerintah membenahi susukan ke tempat penyeberangan sehingga bisa kian nyaman melihat tingginya minat wisatawan buat menyeberang ke Kepulauan Seribu.


Cukup menyokong 40. 000/orang buat bisa menyeberang di Pulau Tidung. Tips menaiki kapal, dasar atas kapal yaitu tempat yang kian nyaman karena lebih banyak udara, tersedia pun toilet di geladak bawah. Jika aku terpaksa mendapat tempat duduk di kolong, jangan lupa menggunakan masker karena udara bercampur dengan bebauan bahan bakar. Kecuali itu tidak ada salahnya juga jika member mengambil pelampung secara sudah disediakan dalam kapal, untuk melek jaga jika berlangsung sesuatu, biasanya pelampung banyak di was-was di pojok ataupun di lantai buat.


Perjalanan di turut selama 3 jam, saat gelombang utama terutama di selama hujan, cukup memproduksi mual dan termengung. Jangan lupa buat membawa obat-obatan dan makanan atau santapan untuk menemani tengah perjalalan. Melihat visi pengetahuan di luar juga menjadi alternatif buat mengusir kebosanan selama perjalanan, kita bisa menemui pulau-pulau imut Kepulauan Seribu. Sepanjang perjalanan saya miris sekali melihat gerakan beberapa orang yang masih saja membuang sampah sembarangan ke laut. Memang di kapal gak disediakan tempat kotoran, dan itu sebagai kewajiban kita buat menjaga kebersihan laut, apa susahnya menutupi sampah dan membuangnya nanti setelah mendarat di pulau.
referensi :
pariwisatakepulauanseribu.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar