Mendapatkan kesempatan libur tahun baru 2015 di akhir pekan menghasilkan
saya merencanakan piknik selama 2 hari 1 malam. Pergi ke tempat yang
tidak senggang dari pusat ibu kota, yaitu di Pulau Tidung satu diantara
pulau tersohor pada Kepulauan Seribu dengan menawarkan pesona rantau di
utara ibu kota. Ini tak pertama kalinya beta berkunjung ke Kepulauan
Seribu, sebelumnya tahun 2013 lalu abdi pernah mengunjungi Daratan
Pramuka dan kasmaran dengan keindahan samudra dan pantai dalam Kepulauan
Seribu. Selain itu, Kepulauan seribu merupakan alternatif liburan
singkat karena gak memakan waktu lambat serta budget raksasa untuk bisa
merasai keindahan alam Indonesia di sekitar Jakarta.
Jika
tidak sasaran repot, banyak travel agent yang menghapuskan paket
liburan private atau open trip dengan harga terkabul. Dengan hanya
menyeluarkan sekitar 300rb-an member bisa menjelajahi pantai serta
keindahan bawah laut. Sangat terkabul menurut saya untuk akomodasi
selama 2 hari 1 silam.
Perjalanan ke pulau tidung
ditempuh selama masa 3 jam beserta kapal dari Muara Angke. Untuk
merebut Muara Angke, kalian dapat menggunakan Transjakarta, berhenti di
Halte Pluit, kemudian melanjutkan perjalanan dengan mempergunakan angkot
B 01 lalu turun pada pom bensin alias SPBU Muara Angke.
Diusahakan sampai Estuari Angke sebelum beker 06. 00. Namun
ternyata karena sebelah libur akhir tahun, pra memasuki pom yodium sudah
ramai serta macet kendaraan yang mengantar orang-orang menentang tempat
penyeberangan. Bila sudah seperti ini, kalian langsung saja rugi di
jembatan Hilir Angke dan melanjutkan perjalanan dengan bentor (becak
bermotor) sempurna dengan membayar 5ooo rupiah, kita hendak diantar
sampai pom bensin.
Selama diperjalanan menaiki bentor, berasa sekali hawa Muara
Angke di musim hujan, genangan minuman di mana-mana dan yang lebih akut
lagi di urut-urutan sekitar pasar ikan banjir, terbayang meski kotornya
air yang hitam keruh. Hamba sering berfikir kenapa Muara Angke tetap
begini-begini saja. Sementara itu semakin banyak orang-orang yang ingin
menyeberang menerima kapal dari Muara Angke, tetapi saluran ke
penyeberangan otonom sangat tidak menarik. Wisatawan, para nelayan
pengangkut ikan, pedagang hilir mudik melalui jalan masuk jalan yang
sama jadi riuh macet tak terhindarkan. Saya berharap pemerintah
membenahi susukan ke tempat penyeberangan sehingga bisa kian nyaman
melihat tingginya minat wisatawan buat menyeberang ke Kepulauan Seribu.
Cukup menyokong 40. 000/orang buat bisa menyeberang di Pulau
Tidung. Tips menaiki kapal, dasar atas kapal yaitu tempat yang kian
nyaman karena lebih banyak udara, tersedia pun toilet di geladak bawah.
Jika aku terpaksa mendapat tempat duduk di kolong, jangan lupa
menggunakan masker karena udara bercampur dengan bebauan bahan bakar.
Kecuali itu tidak ada salahnya juga jika member mengambil pelampung
secara sudah disediakan dalam kapal, untuk melek jaga jika berlangsung
sesuatu, biasanya pelampung banyak di was-was di pojok ataupun di lantai
buat.
Perjalanan di turut selama 3 jam, saat gelombang utama terutama
di selama hujan, cukup memproduksi mual dan termengung. Jangan lupa buat
membawa obat-obatan dan makanan atau santapan untuk menemani tengah
perjalalan. Melihat visi pengetahuan di luar juga menjadi alternatif
buat mengusir kebosanan selama perjalanan, kita bisa menemui pulau-pulau
imut Kepulauan Seribu. Sepanjang perjalanan saya miris sekali melihat
gerakan beberapa orang yang masih saja membuang sampah sembarangan ke
laut. Memang di kapal gak disediakan tempat kotoran, dan itu sebagai
kewajiban kita buat menjaga kebersihan laut, apa susahnya menutupi
sampah dan membuangnya nanti setelah mendarat di pulau.
referensi :
pariwisatakepulauanseribu.wordpress.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar