Jumat, 29 Mei 2015

General: Liburan Hemat & Menarik di Pulau Pari

Pernah mendengar Pulau Seribu? Semoga sudah, karena daerah ini merupakan kawasan wisata yang menari di utara Jakarta. Lamun mendengar Pulau Sewu, mungkin beberapa orang mau menyebut Pulau Tidung atau Pulau Pramuka. Nah, yang mau saya ceritakan saat ini adalah tentang Pulau Pari. Saya bertepatan beberapa teman, main kesana di liburan Lebaran tahun kemudian …

Berbeda dgn Pulau Tidung secara sudah ramai, pulau pari belum terlalu ramai. Pengelolaan wisatanya pun masih di kelola secara menyenangkan. Maksudnya, pengunjung menginap di rumah keluarga-keluarga yang tinggal di pulau itu. Moral dari sistem ini adalah biaya perlop yang murah. Memang “murah” selalu menjadi daya tarik para pelancong yang dananya mencengap hehehe … Pada itu kami enyah dari Muara Angke, menyeberang dengan bahtera besar yang mau mengantarkan ratusan penumpang ke berbagai Pulau di kawasan Pulau Seribu. Cukup Rp. 30. 000 sekadar …

Setibanya disana, kami disambut per seorang warga dengan menyewakan rumahnya buat pengunjung, namanya Peti Udin. Pak Udin mulai menjelaskan kegiatan-kegiatan yang bisa kami lakukan selama tiga hari itu. Sejak menikmati matahari menyepak di Pantai Ramal Perawan, mengunjungi LIPI, snorkeling, dan barbeque di malam buncit.



Rumah tempat aku menginap memiliki 2 ruangan yang sudah dilengkapi beberapa tempat. Maka kami sinambung membagi ruangan jadi kamar cewek serta kamar cowok. Terdapat satu kamar menggosok besar dan satu ruang utama teritori semua peserta siap berkumpul. Rumah ini juga langsung menghadap ke laut, maka itu kami bisa bergarah-garah di tepi pantai kapan pun kita mau.

Sore perdana di pulau ini kami habiskan pada Pantai Pasir Perawan. Pasirnya putih bersih, enak untuk dipakai permainan. Ketika kami disana, air laut pada itu pasang sehingga abdi tidak boleh bermain terlalu jauh, namun demikian tetap menyenangkan. Puluhan pengunjung juga pada itu menikmati pantai tersebut. Tidak terlalu heboh. Kami di pesisir itu sampai matahari terbenam.

Pagi hari di hari kedua kami gagal mengamati matahari terbit karena cuaca tidak bersekutu. Seharusnya kami dapat menikmatinya dari marginal dermaga tempat kami tiba. Sekitar sepuluh menit dari griya penginapan. Akhirnya kami menghabiskan pagi itu dengan menikmati pandangan laut dan ruang udara yang begitu akrab. Biru bertemu biru.
referensi :
marotravel.com/pulau-pari-murah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar