Sudah saat mengubah stigma musik rock atau metal itu musik padas. Musik
yang dijuluki cadas mungkin masa ini bisa disematkan pada musik dangdut.
Cadas, atau dalam lingkungan musik berarti keras dan hingar-bingar masa
ini serasa bergeser di musik dangdut. Musik rock atau metal bukan lagi
musik cadas hingar-bingar berdasar pada maknawi. Walau gebukan drum
serupa AK-47 atau riff gitar yang cepat dan rumit, musik logam cadas
pada sebelah wujudiah. Secara maknawi, musik rock ataupun metal tidak
tengah cadas. Kini dangdut yang secara wujudi terkesan halus &
gembira, kini dengan maknawi sudah kian cadas musik rock atau metal.
Hamba
kebetulan sering datang dan menikmati konser-konser rock atau logam.
Beberapa konser ini memiliki kultur yang sama, walau dengan corak yang
berbeda. Pegangan yang sama adalah tolerant. Rundown yang lazimnya
one-day festival ataupun dimulai dari selesai sore, memiliki hal yang
sama yaitu jeda saat waktu sholat. Baik sholat Ashar, Magrib atau Isya,
di rundown kegiatan biasanya akan mempunyai jeda sekitaran 30 menit.
Dan, semata konser yang abdi kunjungi berakhir sebelum pukul 23: 00. Ada
pula dengan berakhir pukul 22: 00. Semua pertunjukan rock atau logam
mematuhi peraturan faksi berwajib agar kandas sebelum tengah malam.
Kultur
yang sama juga https://www.youtube.com/watch?v=2FUrg2ZRWUM, adalah
respect atau menghormati di dalam konser rock atau metal. Toleransi pada
mereka yang suka menunaikan sholat, atau melepas lelah bagi yang bukan
sholat. Kultur respect pun dipraktekkan tatkala mosh-pit mulai tegang.
Biasanya, banyak secara saling berkontak fisik, berdesakan dan meliar.
Namun, setelah versi yang dibawakan setelah, maka mosh sepeda pun bubar.
Tiada yang tersinggung duga bertumburan dengan manusia tidak dikenal
saat ber-moshing. Tidak ada pun dendam saar berkontak fisik saat
ber-moshing. Semua kembali menyukai musik atau pilih beristirahat.
Hampir dalam setiap konser secara saya datangi, tidak ada keributan atau
berhantaman karena saling senggol.
Lalu dangdut sudah biasa
menjadi aliran musik yang lebih kerakal dari musik rock atau metal.
Bersama-sama beberapa pengamatan dan observasi saya.
Sebab
dangdut is the music of my country, tentu banyak yang anggap dangdut
adalah musik maintream. Alias musik yang menjadi komoditas hiburan dan
pleasure. Dan sifatnya inilah, secara kadang disalahgunakan sebab
beberapa promotor. Langut saja di televisi kita saat pertunjukan dangdut
live. Tiada toleransi waktu sholat. Konser pencarian isyarat di salah
satu TV swasta dimulai ketuk 18: 00. Sungguh para peserta bisa sholat?
Bagaimana beserta para penontonnya pula dapat sholat? Kandidat perempuan
muslim tentunya harus berdandan 3-4 jam sebelum pertunjukan. Lalu, saat
adzan Magrib berkumandang, tanda malah diminta bersorak-sorai menyambut
para host yang, saya ketahui, juga Muslim.
referensi:
https://www.youtube.com/watch?v=2FUrg2ZRWUM
http://id.wikipedia.org/wiki/YouTube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar