Kemajuan teknologi telepon pintar yang semakin canggih mempermudah kita untuk bermain media sosial dengan sungguh-sungguh gampang. Namun sayangnya, kemudahan tersebut disalah pakai oleh para pengguna yang tak bertanggung jawab. Ada banyak isu hoax dan komentar jahat yang dengan gampangnya mereka tulis dan bagikan lewat akun media sosial. Nama Yesaya Pariadji, Pendeta Gereja Tiberias Indonesia, belum lama ini disangkutpautkan dengan kasus postingan buruk yang ditulis oleh salah satu Pendeta di GTI.
http://pariadjitiberiasindonesia.blogspot.co.id/ postingan Arseto Suryoadji Pariadji yang menyangkut nama Presiden Indonesia ketika ini, Presiden Jokowi, dan partai yang mensupportnya. Banyak warganet yang mengecam dan juga memberikan komentar jahat atas postingan hal yang demikian. Pengguna sosial media kemudian ramai-ramai mendiskusikan Arseto dan menghubungkannya dengan sang ayah, Pendeta Yesaya Pariadji.
Banyak orang yang sependapat bahwa ujaran kebencian yang ditulis oleh Arseto terhadap Presiden dan Partai pensupportnya harus diproses secara aturan. Pengaruh dari postingan hal yang demikian, banyak pengguna media sosial yang ramai-ramai memberikan banyak ujaran jahat terhadap Arseto. Tak berapa lama kemudian, pihak GTI memberikan klarifikasi yang berisi penyangkalan atas perbuatan yang dikerjakan Arseto berhubungan dengan Pendeta dan GTI. Ada empat point yang ditegaskan pada penyangkalan tersebut.

Dari keempat point tersebut bisa disimpulkan bahwa Arseto tidak mempunyai relasi apa malahan dengan Pendeta Yesaya Pariadji. Meski banyak sumber yang menyebutkan bahwa Arseto merupakan si kecil keempat dari Pendeta. Kecuali itu, pihak gereja juga berkeinginan menegaskan bahwa apa malahan yang sudah diucapkan oleh Arseto tidak ada hubungannya dengan GTI sebab gereja tidak berpolitik. Tapi pada salah itu, Arseto masih menjabat sebagai salah satu pembicara di GTI dan yakni kader salah satu partai besar di Indonesia.
Dari fakta tersebut banyak orang yang menanyakan konsistensi gereja yang menyuarakan bahwa gereja tidak berpolitik. Selain itu, karena ujaran hal yang demikian menyangkut orang nomor satu di Indonesia, banyak warganet yang sepakat supaya Arseto dipenjarakan. Polisi juga sudah menangani kasus tersebut dan menjalankan penelusuran. Ujaran kebencian yang dilaksanakan oleh pelaku memang betul-betul merugikan beraneka pihak termasuk pendeta Yesaya Pariadji yang sebelumnya mungkin tidak terlibat dari kasus ini.
referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar