Moisture content dipakai sebagai korps ukuran dalam menentukan tipikal
kekeringan tiang sebelum diproses untuk produksi furniture. Tolok ukur
Moisture Content (MC) yang baik utk furniture didefinisikan sebagai
antara 8-12%, ini meski berarti volume air dalam kayu diartikan sebagai
12% atas total volume kayu tersebut.
Kayu terkumpul dari beberapa material natural. Lalu sungguh ukuran 8%, 10% atau 20% tersebut didapatkan?
Siap berapa macam alat sukat Moisture Content (MC) kusen?
Sebuah tumpuan mutlak satu pabrik furniture kayu mempunyai alat
ukur Moisture Content (MC ) pada sekujur unit produksinya. Paling
penting tersedia dalam departemen Kiln Dry (KD) dan lapangan penyimpanan
kayu gergajian. Tetapi harus selamanya diperhatikan jika walaupun kusen
sudah 'kering' dikeluarkan daripada ruang Kiln Dry (KD) dan Moisture
Content-nya beruang pada status 8-12%, masih ada probabilitas Moisture
Content-nya akan menyesar sesuai beserta keadaan udara dan kelembaban
udara luar di sekitarnya.
Indonesia sederajat negara tropis dengan kelembaban udara 75-90%
berpotensi besar dalam masalah perubahan Moisture Content yang ada di
dalam kayu melalui pengaruh udara luar, bahkan pada waktu sementara
hujan.
Utk itu member perlu mengetahui beberapa jenis alat sukat
Moisture Content (MC) yang biasa diterapkan di kilang furniture berikut
ini:
1. Moisture Content (MC ) Tusuk
Jenis pesawat ukur Moisture Content (MC) tusuk setara dengan
paham fisiknya yang besar dan berat. Ada jarum gede dengan rantai yang
menghubungkannya ke pesawat ukur internet online ataupun mendekati. Alat
yang ada baik alat ukur
utk mengukur kayu gergajian yang tebal secara kekuatan tusuknya yang
kian dalam. Meskipun akan menjerumuskan bekas tusukan, ini hendak hilang
saat proses produksi. Cocok bagi area Kiln Dry & ruang penyimpanan
kayu polos. Diperlukan amat sedikit 2 buah bagi pabrik skala menengah
(15-25 container atau bulan).
2. Moisture Content (MC ) Jarum
Berukuran
lebih kecil dari instrumen ukur Moisture Content (MC) tusuk saat area
Kiln Dry. Cantik sekali untuk digunakan yang ruang segi, perakitan
(assembling), dan finishing. Alat species ini hendak meninggalkan tempat
lubang mungil yang sedang bisa ditutup pada waktu prosedur finishing.
Apabila ingin dipakai pada mandala finishing sepatutnya lakukan
ratifikasi pada bagian bawah produk alias bagian yang tersembunyi.
Perangkat pembacanya mampu berupa internet online atau menyerupai.
Penting untuk diperhatikan saat jenis itu adalah unit jarum kudu
senantiasa berpunya pada prestise searah fiber serabut kayu.
3. Moisture Content (MC ) Tempel
Lazimnya orang sedang meragukan ketepatan alat sukat Moisture
Content (MC) spesies tempel olehkarena itu dalam pikiran awam aliran,
alat berikut hanya menurunkan figur timbangan Moisture Content (MC) di
permukaan kusen.
Perlu
terlihat bahwa Moisture Content (MC) jenis tempel yang baik seharusnya
punya beberapa tingkat pengukuran tergantung jenis gawang atau kekejaman
(density) tiang yang diukur. Dengan memilikinya fitur itu kita siap
menyesuaikan pengukuran dengan spesies kayu. Pengelompokan skala
pengukuran akan merubah kekuatan menuturkan alat ukur Moisture Content
(MC) jenis tempel. Kian keras tiang, kekuatan signal lebih luas sehingga
wujud yang dihasilkan lebih sah.
referensi:
http://www.indonetwork.co.id/alat-tes-dan-pengukuran
https://id.wikipedia.org/wiki/Alat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar