Transfer Factor (disingkat TF) bukanlah vitamin, mineral, atau herbal. TF adalah "Molekul PENDIDIK Sistem Imun".
TF adalah pertalian molekul imut perantara yang cerdas dan
berisi kisah yang menghormati sistem tambak tubuh bagi MENGENAL,
MERESPON, dan MENGINGAT bakteri, virus atau pelesit yang merembes ke
untuk tubuh.
Sebutan TF pertama-tama digulirkan sambil Dr. H. Sherwood
Lawrence. Pada tahun 1949 ia melakukan penelitian untuk mencoba obat
basil TBC (tuberclosis). Dalam penelitiannya, ia bertemu dengan bahwa
sistem imun seseorang yang sembuh dari bakteri TBC dapat dipindahkan
kepada orang lainnya yang belum kena bakteri tersebut dengan perantara
injeksi isi sel resam putih.
Ia menyimpulkan bahwa ekstrak stamina tubuh tersebut pasti
mengandung "factors" yang memungkinkan transportasi kekebalan tubuh dari
pendonor ke penerima. Ia menyebut molekul tersebut sebagai "Transfer
Factor. "
Sejak hasil ini, pertimbangan tentang TF semakin gencar berlangsung pada era tahun 1950-an, 1960-an, dan 1970-an.
Dengan berkembangnya teknologi, tidak sedikit manfaat yang
ditemukan mulai TF. Terdapat 3000 ulasan ilmiah dilakukan dan $40 juta
duit diinvestasikan utk penelitian yang melibatkan sekitar ahli daripada
60 negri.
Namun, ulasan ini keluar oleh 2 hal. Prima, ditemukannya
antibiotik. Antibiotik nisbi murah dalam diproduksi & cukup efektif
menangkal beraneka ragam penyakit.
Ke-2 adalah kontaminasi persediaan kadim dengan HIV dan
Hepatitis C. Oleh karena TF cuma mungkin diperoleh dari kadim, para
ulung menghentikan penelitiannya.
Pada
tahun 1986, 2 orang ahli terkemuka merupakan bahwa karet ibu
menyuratkan Transfer Factor kepada bayinya melalui tali pusar dan
kolostrum untuk menganjurkan sistem imun agar siap bertahan ribut dalam
putaran yang tidak sejahtera. TF ditemui dalam susu kolostrum (susu
3-hari pertama) dari embuk yang segar melahirkan.
Taktik yang sama pun terjadi saat lembu. Keturunan lembu yang
bukan mendapatkan kolostrum dari induknya tidak bisa bertahan hidup.
Para intelektual membuat pikiran terhadap anak-anak lembu yang baru
menyembul. Anak lembu yang tidak meraih kolostrum dr induknya tak
bernyawa dalam beberapa distributor transfer factor surabaya
hari. Yang ada disebabkan budak lembu tadinya tidak mengarungi sistem
ketahanan tubuh yang memadai bagi melawan mikroba, bakteri, virus atau
yang sejenis.
Meskipun, anak lembu yang mendapatkan susu kolostrum dari
induknya mampu menetap hidup. Biarpun tidak separah anak lembu, bayi
yang bukan mendapatkan kolostrum dari ibunya tidak akan mendapatkan
sistem ketahanan tubuh yang baik.
Perkembangan teknologi, bakteri yang semakin kebal tentang
antibiotik dan koleksi data yang dijalani oleh 4Life Research mulai
jutaan pemakai merubah ilmu sejarah TF.
4Life Research ialah institusi yang pertama menciptakan TF, yang
terbuat dari kolostrum susu lembu, hadir di pasar. Para terampil 4Life
Research menggabungkan TF dari kolostrum susu sapi dan telur menjadi
produk yang terdapat sekarang. Campuran kedua TF ini memajukan
efektifitas sebesar 185 %.
Ternyata, TF dari kolostrum susu sapi dan telur jauh kian hebat
atas TF yang didapat dari ibu olehkarena itu baik lembu dan mandung
lebih acap berhadapan dengan lingkungan yang penuh dengan bakteri atau
kuman daripada pada wong yang lingkungannya lebih zakiah.
TF tutup digunakan pada Cina, Polandia, Itali & negara
lainnya, tetapi tidak ditemukan di swalayan secara komersial oleh karena
keteduhan teknologi.
referensi:
http://pusattransferfactor.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar