Senin, 25 Juli 2016

Teknik Menggunakan Transfer Factor Terkini

Transfer Factor (disingkat TF) bukanlah vitamin, mineral, atau herbal. TF adalah "Molekul PENDIDIK Sistem Imun".

TF adalah pertalian molekul imut perantara yang cerdas dan berisi kisah yang menghormati sistem tambak tubuh bagi MENGENAL, MERESPON, dan MENGINGAT bakteri, virus atau pelesit yang merembes ke untuk tubuh.

Sebutan TF pertama-tama digulirkan sambil Dr. H. Sherwood Lawrence. Pada tahun 1949 ia melakukan penelitian untuk mencoba obat basil TBC (tuberclosis). Dalam penelitiannya, ia bertemu dengan bahwa sistem imun seseorang yang sembuh dari bakteri TBC dapat dipindahkan kepada orang lainnya yang belum kena bakteri tersebut dengan perantara injeksi isi sel resam putih.

Ia menyimpulkan bahwa ekstrak stamina tubuh tersebut pasti mengandung "factors" yang memungkinkan transportasi kekebalan tubuh dari pendonor ke penerima. Ia menyebut molekul tersebut sebagai "Transfer Factor. "

Sejak hasil ini, pertimbangan tentang TF semakin gencar berlangsung pada era tahun 1950-an, 1960-an, dan 1970-an.

Dengan berkembangnya teknologi, tidak sedikit manfaat yang ditemukan mulai TF. Terdapat 3000 ulasan ilmiah dilakukan dan $40 juta duit diinvestasikan utk penelitian yang melibatkan sekitar ahli daripada 60 negri.

Namun, ulasan ini keluar oleh 2 hal. Prima, ditemukannya antibiotik. Antibiotik nisbi murah dalam diproduksi & cukup efektif menangkal beraneka ragam penyakit.

Ke-2 adalah kontaminasi persediaan kadim dengan HIV dan Hepatitis C. Oleh karena TF cuma mungkin diperoleh dari kadim, para ulung menghentikan penelitiannya.



Pada tahun 1986, 2 orang ahli terkemuka merupakan bahwa karet ibu menyuratkan Transfer Factor kepada bayinya melalui tali pusar dan kolostrum untuk menganjurkan sistem imun agar siap bertahan ribut dalam putaran yang tidak sejahtera. TF ditemui dalam susu kolostrum (susu 3-hari pertama) dari embuk yang segar melahirkan.

Taktik yang sama pun terjadi saat lembu. Keturunan lembu yang bukan mendapatkan kolostrum dari induknya tidak bisa bertahan hidup. Para intelektual membuat pikiran terhadap anak-anak lembu yang baru menyembul. Anak lembu yang tidak meraih kolostrum dr induknya tak bernyawa dalam beberapa distributor transfer factor surabaya hari. Yang ada disebabkan budak lembu tadinya tidak mengarungi sistem ketahanan tubuh yang memadai bagi melawan mikroba, bakteri, virus atau yang sejenis.

Meskipun, anak lembu yang mendapatkan susu kolostrum dari induknya mampu menetap hidup. Biarpun tidak separah anak lembu, bayi yang bukan mendapatkan kolostrum dari ibunya tidak akan mendapatkan sistem ketahanan tubuh yang baik.

Perkembangan teknologi, bakteri yang semakin kebal tentang antibiotik dan koleksi data yang dijalani oleh 4Life Research mulai jutaan pemakai merubah ilmu sejarah TF.

4Life Research ialah institusi yang pertama menciptakan TF, yang terbuat dari kolostrum susu lembu, hadir di pasar. Para terampil 4Life Research menggabungkan TF dari kolostrum susu sapi dan telur menjadi produk yang terdapat sekarang. Campuran kedua TF ini memajukan efektifitas sebesar 185 %.

Ternyata, TF dari kolostrum susu sapi dan telur jauh kian hebat atas TF yang didapat dari ibu olehkarena itu baik lembu dan mandung lebih acap berhadapan dengan lingkungan yang penuh dengan bakteri atau kuman daripada pada wong yang lingkungannya lebih zakiah.

TF tutup digunakan pada Cina, Polandia, Itali & negara lainnya, tetapi tidak ditemukan di swalayan secara komersial oleh karena keteduhan teknologi.

referensi:
http://pusattransferfactor.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar