“Barang sapa yang sanggup menahan amarahnya, sementara ia dapat
meluapkannya, maka Yang mahakuasa akan memanggilnya di rupa segenap
mahluk. Setelah tersebut, Allah menyuruhnya memilih dewi surga dan
menikahkannya menggunakan siapa yang ia kehendaki. ” (HR Ahmad).
Demikian
istimewanya kesudahan yang dikasih bagi orang yang dapat mengendalikan
amarahnya, sampai Allah pun mempersilahkan ia utk memilih dayang surga
yang ia se. Lalu, gimana caranya mengolah amarah?
Syekh Abdul
Azis bin Fathi as-Sayyid Spirit dalam kitab Mausuu’atul Aadaab
al-Islamiyah mencetuskan hendaknya seorang Muslim menghiraukan adab-abad
yang berkaitan beserta marah. Sesudah itu adab alias cara mengurus
marah menurut Kajian Islam:
Non marah terus-menerus karena
Almalik SWT. Nista karena Almalik merupakan objek yang disukai dan
meraih pahala. Seorang Muslim yang marah plus hukum Tuhan diabaikan
merupakan contoh nanar karena Tuhan, misalnya nanar ketika menyaksikan
perbuatan layak.
Berlemah lembut dan tak marah sebab urusan
globe. Sesungguhnya semata kemarahan itu buruk, selain karena Allah SWT.
Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada menunjukkan, kemarahan selalu
berujung pada pertikaian & perselisihan yang dapat jahat manusia ke
dalam noda besar & dapat pun memutuskan silaturahim.
Mengingat
kemasyhuran dan kewenangan Allah saat marah. Begitu mengingat
kewenangan Allah SWT, maka ketersinggungan bisa diredam. Bahkan,
barangkali tak menjadi marah sedikit pun. Itulah norma paling sehat yang
sanggup menolong seseorang untuk berlaku santun dan sabar.
Berlindung
kepada Almalik ketika nanar. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang yang
marah mengeja; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Tuhan SWT) pasti
akan berhenti kemarahannya. ” (HR Embuk ‘Adi untuk al-Kaamil. )
Diam.
Rasulullah SAW bertitah, “Ajarilah, permudahlah, dan non menyusahkan.
Lamun salah seorang dari kalian marah, terdesak ia hambar. ” (HR Ahmad).
Adakala orang yang sedang sengit mengatakan sesuatu yang siap merusak
agamanya, menyalakan api perselisihan serta menambah kedengkian.
Mengubah
status ketika susah hati. Mengubah prestise ketika nanar merupakan
petunjuk dan titah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, “Jika salah seorang di
antara kalian marah pada berdiri, jadi hendaklah ia duduk. Lamun
marahnya bukan hilang pun, maka terpaksa ia menengkurap. ” (HR Ahmad).
Berwudhu
atau membasuh. Menurut Syekh Sayyid Spirit, marah merupakan api iblis
dedemit yang siap mengakibatkan mendidihnya darah serta terbakarnya
terbelingut syaraf.
Menghilangkan dosa dan bersabar. Orang yang
marah sudah biasa selayaknya menurunkan ampunan lawan orang yang
membuatnya nanar. Allah SWT memuji getah perca hamba-Nya “… dan jika
merencanakan marah merencanakan memberi maaf. ” (QS Asy-Syuura: 37).
Itulah
kesembilan cara yang mampu kita lakukan untuk merintangi kemarahan.
Terlihat sulit namun demikian percayalah, kalau kita mau merubah muncul
kita dalam menjadi lebih baik, kaum cara meredam kemarahan laksana yang
disebutkan diatas pantas dicoba. Insya Allah saya dapat tercakup ke di
golongan seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Kepala Ahmad,
yakni mendapat pemberian indah bertemu dengan dewi surga dan
dimuliakan-Nya.
referensi :
www.itsme.co.id/kajian_utama
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar