Minggu, 10 Januari 2016

Trik Mengendalikan Amarah di dalam Islam

“Barang sapa yang sanggup menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Yang mahakuasa akan memanggilnya di rupa segenap mahluk. Setelah tersebut, Allah menyuruhnya memilih dewi surga dan menikahkannya menggunakan siapa yang ia kehendaki. ” (HR Ahmad).

Demikian istimewanya kesudahan yang dikasih bagi orang yang dapat mengendalikan amarahnya, sampai Allah pun mempersilahkan ia utk memilih dayang surga yang ia se. Lalu, gimana caranya mengolah amarah?

Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Spirit dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mencetuskan hendaknya seorang Muslim menghiraukan adab-abad yang berkaitan beserta marah. Sesudah itu adab alias cara mengurus marah menurut Kajian Islam:

Non marah terus-menerus karena Almalik SWT. Nista karena Almalik merupakan objek yang disukai dan meraih pahala. Seorang Muslim yang marah plus hukum Tuhan diabaikan merupakan contoh nanar karena Tuhan, misalnya nanar ketika menyaksikan perbuatan layak.

Berlemah lembut dan tak marah sebab urusan globe. Sesungguhnya semata kemarahan itu buruk, selain karena Allah SWT. Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada menunjukkan, kemarahan selalu berujung pada pertikaian & perselisihan yang dapat jahat manusia ke dalam noda besar & dapat pun memutuskan silaturahim.

Mengingat kemasyhuran dan kewenangan Allah saat marah. Begitu mengingat kewenangan Allah SWT, maka ketersinggungan bisa diredam. Bahkan, barangkali tak menjadi marah sedikit pun. Itulah norma paling sehat yang sanggup menolong seseorang untuk berlaku santun dan sabar.



Berlindung kepada Almalik ketika nanar. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang yang marah mengeja; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Tuhan SWT) pasti akan berhenti kemarahannya. ” (HR Embuk ‘Adi untuk al-Kaamil. )

Diam. Rasulullah SAW bertitah, “Ajarilah, permudahlah, dan non menyusahkan. Lamun salah seorang dari kalian marah, terdesak ia hambar. ” (HR Ahmad). Adakala orang yang sedang sengit mengatakan sesuatu yang siap merusak agamanya, menyalakan api perselisihan serta menambah kedengkian.



Mengubah status ketika susah hati. Mengubah prestise ketika nanar merupakan petunjuk dan titah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian marah pada berdiri, jadi hendaklah ia duduk. Lamun marahnya bukan hilang pun, maka terpaksa ia menengkurap. ” (HR Ahmad).

Berwudhu atau membasuh. Menurut Syekh Sayyid Spirit, marah merupakan api iblis dedemit yang siap mengakibatkan mendidihnya darah serta terbakarnya terbelingut syaraf.

Menghilangkan dosa dan bersabar. Orang yang marah sudah biasa selayaknya menurunkan ampunan lawan orang yang membuatnya nanar. Allah SWT memuji getah perca hamba-Nya “… dan jika merencanakan marah merencanakan memberi maaf. ” (QS Asy-Syuura: 37).

Itulah kesembilan cara yang mampu kita lakukan untuk merintangi kemarahan. Terlihat sulit namun demikian percayalah, kalau kita mau merubah muncul kita dalam menjadi lebih baik, kaum cara meredam kemarahan laksana yang disebutkan diatas pantas dicoba. Insya Allah saya dapat tercakup ke di golongan seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Kepala Ahmad, yakni mendapat pemberian indah bertemu dengan dewi surga dan dimuliakan-Nya.
referensi :
www.itsme.co.id/kajian_utama
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar