Mungkin banyak yang bertanya-tanya makhluk apakah Passing Grade
(PG) itu. PG cuma diciptakan oleh pimpinan belajar (bimbel) guna
mempermudah siswa di menerapkan strategi memilih jurusan. Dengan
demikian siswa dapat melukiskan jurusan mana dengan tingkat kesulitannya
sungguh sulit, sulit muncul cukup sulit.
Di tulisan saya sebelumnya, pilihan pertama serta pilihan kedua harus memiliki range sempang 10 sampai dengan 15 poin. Lebih lengkapnya silahkan baca vokal tersebut.
Ada salah satu perguruan tinggi secara pernah mengeluarkan sbmptn 2016. Dua tahun yang lalu ITB masih menyelenggarakan ujian mandiri bernama USM ITB. Saat itu secara resmi ITB mengeluarkan tingkat perkara relatif dengan bilangan dalam skala 0-100 dalam websitenya.
Namun, sejak tahun lalu sampai kini ITB gak mengadakan ujian bebas dan tidak mengacungkan passing grade di skala angka memisahkan dalam skala karakter. Seperti yang telah saya sebutkan lebih dari ada jurusan dengan tingkat kesulitannya benar sulit, sulit serta cukup sulit.
Di ITB sendiri kompartemen yang menduduki level kesulitan tertinggi merupakan Farmasi, Informatika dan Pertambangan. Posisi tersebut berubah tiap tahunnya tergantung besar kecilnya jumlah peminat di masing-masing jurusan mereka.
Passing grade tiap bimbel jelas berbeda-beda. Misalnya antara Sony Sugema College serta Ganesha Operation. Terselip beberapa siswa secara beranggapan bahwa passing grade di GO lebih tinggi. Tapi sepanjang pengetahuan beta, bimbel yang mempunyai standar passing grade tertinggi adalah bimbel Nurul Fikri.
Nah, jadi sudah pasti impak kelulusan tiap try out di masing-masing bimbel pastilah luar biasa karena standar pgnya juga beda.
Tersedia beberpa siswa beta yang les pada dua bimbel. Rata-rata siswa kelas 12 SMA memilih ketiga bimbel tersebut guna tempat les teperinci SNMPTN. Ada siswa yang les di SSC namun dia juga mengikuti cadangan di GO. Ada juga yang pelajaran di NF di pagi hari, petang harinya les pada SSC. Masing-masing bimbel punya keunikan & kekuatan tersendiri. Jadi siswa yang telah mengetahui kekuatan masing-masing bimbel tersebut tak sungkan untuk bersekolah di dua teritori yang berbeda. Kenyataan ini cukup merampok karena siswa telah bisa berpikir lebih rasional dalam menganggap sebuah bimbingan bersekolah.
Nah, itu selalu dulu penjelasan sempit tentang passing grade. Jangan pernah bertanya passing grade di dalam perguruan tinggi sebab mereka tidak relasi mengeluarkan passing grade. Jika kebetulan kau tidak mengikuti bimbel jangan khawatir. Karena menentukan passing grade itu sangat gampang. Lihat saja di website snmptn. ac. id disana terdapat daftar program tafahus masing-masing universitas diikuit daya tampung/ketersediaan tingkatan dan peminat prodi tersebut pada tahun sebelumnya. Semakin banyak peminatnya dan semakin lumayan kuota yang disediakan artinya prodi itu masuk kategori benar-benar sulit. Sebaliknya kalau daya tampung makin luas dengan peminat yang bukan terlalu banyak dapat ditafsirkan bahwa prodi tersebut berpotensi atau memiliki peluang kian besar.
Di tulisan saya sebelumnya, pilihan pertama serta pilihan kedua harus memiliki range sempang 10 sampai dengan 15 poin. Lebih lengkapnya silahkan baca vokal tersebut.
Ada salah satu perguruan tinggi secara pernah mengeluarkan sbmptn 2016. Dua tahun yang lalu ITB masih menyelenggarakan ujian mandiri bernama USM ITB. Saat itu secara resmi ITB mengeluarkan tingkat perkara relatif dengan bilangan dalam skala 0-100 dalam websitenya.
Namun, sejak tahun lalu sampai kini ITB gak mengadakan ujian bebas dan tidak mengacungkan passing grade di skala angka memisahkan dalam skala karakter. Seperti yang telah saya sebutkan lebih dari ada jurusan dengan tingkat kesulitannya benar sulit, sulit serta cukup sulit.
Di ITB sendiri kompartemen yang menduduki level kesulitan tertinggi merupakan Farmasi, Informatika dan Pertambangan. Posisi tersebut berubah tiap tahunnya tergantung besar kecilnya jumlah peminat di masing-masing jurusan mereka.
Passing grade tiap bimbel jelas berbeda-beda. Misalnya antara Sony Sugema College serta Ganesha Operation. Terselip beberapa siswa secara beranggapan bahwa passing grade di GO lebih tinggi. Tapi sepanjang pengetahuan beta, bimbel yang mempunyai standar passing grade tertinggi adalah bimbel Nurul Fikri.
Nah, jadi sudah pasti impak kelulusan tiap try out di masing-masing bimbel pastilah luar biasa karena standar pgnya juga beda.
Tersedia beberpa siswa beta yang les pada dua bimbel. Rata-rata siswa kelas 12 SMA memilih ketiga bimbel tersebut guna tempat les teperinci SNMPTN. Ada siswa yang les di SSC namun dia juga mengikuti cadangan di GO. Ada juga yang pelajaran di NF di pagi hari, petang harinya les pada SSC. Masing-masing bimbel punya keunikan & kekuatan tersendiri. Jadi siswa yang telah mengetahui kekuatan masing-masing bimbel tersebut tak sungkan untuk bersekolah di dua teritori yang berbeda. Kenyataan ini cukup merampok karena siswa telah bisa berpikir lebih rasional dalam menganggap sebuah bimbingan bersekolah.
Nah, itu selalu dulu penjelasan sempit tentang passing grade. Jangan pernah bertanya passing grade di dalam perguruan tinggi sebab mereka tidak relasi mengeluarkan passing grade. Jika kebetulan kau tidak mengikuti bimbel jangan khawatir. Karena menentukan passing grade itu sangat gampang. Lihat saja di website snmptn. ac. id disana terdapat daftar program tafahus masing-masing universitas diikuit daya tampung/ketersediaan tingkatan dan peminat prodi tersebut pada tahun sebelumnya. Semakin banyak peminatnya dan semakin lumayan kuota yang disediakan artinya prodi itu masuk kategori benar-benar sulit. Sebaliknya kalau daya tampung makin luas dengan peminat yang bukan terlalu banyak dapat ditafsirkan bahwa prodi tersebut berpotensi atau memiliki peluang kian besar.
referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar