Selasa, 14 April 2015

Tips Humor: Humor Menggelikan Itu yg Gimana?

Humor, tak dipungkiri bahwa keberadaan kelakar adalah salah satu secara banyak dicari buat melepas kepenatan. Dgn menyimak humor, dengan langsung akan bisa membuat kita terpukau dan paling tak akan berefek pada sehelai senyum yang terkembang dari kita. Bisa dikatakan bila taktik itu terjadi, oleh karena itu artinya humor secara ditampilkan itu memang lucu. Pertanyaannya, kelakar yang lucu itu yang bagaimana sich? Baiklah, kami mulai P. S. K akan coba terbatas melakukan investigasi gabal tentang humor yang lucu.

Pro & kontra



Dua minggu yang lalu pada kompasiana kita itu sangat marak hal pertentangan siapa secara pantas menjadi spesialis Stand Up Comedy yang diselenggarakan sebab Kompas TV. Jumlah artikel di kolom Humor yang menyoroti hal ini, terlebih tak tanggung-tanggung, Butet Kertaradjasa yang notabene adalah salah satu orang tengah di Stand Up Comedy Kompas TV pun urun rembug disini menjawab perdebatan yang berkembang. Tahkik sangat disayangkan, seharusnya humor difungsikan guna menghibur tetapi malah menjadi pertentangan unik, sudah mirip kontroversi sepakbola Indonesia sekadar. Mengapa begini, mengapa begitu? Dari pendapat P. S. K didapat bahwa hal ini terjadi karena humor ramai dituliskan sebagai OPINI, maka itu esensi dari kelucuan tersebut telah beralih fungsi menjadi “pembahasan humor”. Bila tulisan humor berujung pada kata “lucu, standart, dan tidak lucu”, maka bila “pembahasan humor” sudah menyimpang dari hakikatnya sebagai berbagai segi & perbedaan sudut ranggul. Mungkin apa yang dilakukan oleh kompasianer Mad Mizan sudah pada tempatnya, ketika menuliskan mengenai Stand Up Comedy anti Opera Van Java, dia lebih memisah-misahkan memasukkannya ke terusan televisi daripada kelakar. Menurut saya pemilihan kanal yang tepat, karena memang dengan disoroti tersebut ialah pembahasan soal kocak, bukan humornya yang dikedepankan.

Humor dengan lucu itu dengan gimana?

Pengen menelaah status fb keren, mudah sekali caranya. Carilah humor dengan berbentuk REPORTASE / FIKSI. Loh koq bisa gitu mas Bup?

Langsung pula kita ambil suri pakdhe Hazmi Srondol, tulisan-tulisan yang acap dipublishnya berupa kejadian yang terjadi / dialaminya dalam sukma nyata, dibalut beserta bahasa humor secara santai dan pada penutup selalu pula disertakan “senjata” kelucuan sebagai pamungkas artikel. Yang seperti ini lah reportase humor dengan akan berakhir pada kesimpulan pembaca untuk menilai “lucu, standart, tidak lucu”. Tiruan lain dari humor reportase ini ialah catatan harian Raditya Dika, selalu mengulas kejadian sehari-hari beserta menambahkan bumbu lamunan dalam bahasa yang dituangkan.

Lalu bagaimana dengan yang ilusi? Humor yang nyata fiksi adalah suatu buah karya aliran dan imajinasi sang penulis. Bisa saja tema yang diambil itu tidak dialaminya, tapi karena visi yang bermain disini maka segala yang dituangkan adalah impak karya penggalian ide. Untuk yang karangan seperti ini bisa disimak dalam “Humor Wali: Qomar dan Joni” yang biasa dipublish oleh P. S. K di kompasiana ini. Sedangkan kaca fiksi yang lain, aku bisa simak makalah Arif “Poconggg”. Bukan mungkin banget kendi kalau Arif berikut dalam menggali pertimbangan untuk karyanya ini dari pengalaman sehari-hari yang ketemu secara pocong. Praktis, kabar burung yang sangat getol dalam penggalian visi untuk karyanya.

Walhasil, bila pengen menelaah humor yang menggemaskan itu carilah kelakar berupa reportase / fiksi. Bila hendak menulis humor secara lucu, tulislah kelucuan berupa reportase atau fiksi. Banyak secara memberi pengetahun cara menulis humor disini, bila memang dia adalah pakar senda-gurau maka layak kita simak apa secara dia opinikan.

“Ente daritadi beropini mulu Bup, mana kelucuan ente? Sama saja nich, artikel ente kali ini nggak terselip lucunya sama sekali”
referensi :
statusfblucukeren.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Keren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar