Sebagai abdi negara, pereka menyadari bahwa gaji yang diperoleh tetap
pas-pasan, pas menginginkan pas ada duit. Beruntung istir mempunyai hobi
menjahit sejak sebelum kami menikah. Awalnya hobi itu hanya dijalani
daripada teman ke fren saja, dan belum bernilai komersil. Seringkali
pesanan dibuat sebab hobi dan pengikut istri (saat itu) cukup puas dgn
ucapan terima sayang dan bahagia tatkala model yang dibuatnya ternyata
disukai sang pemesan. Hobi ityu terus dijalani ketika kami menikah dan
sebagai hadiahnya penulis belikan mesin jahit merk ‘Singer’ agar istri
betah dalam rumah dan melanjutkan hobinya.
Sadar
mau potensi
http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/06/membuat-pola.html ini,
dibantu oleh seorang saudara sepupu, kami mencoba buka outlet di salah
satu substansi di Bekasi. Namun, ternyata tidak semulus yang
dibayangkan, olehkarena itu penjualan sepi hanya pas menjelang hari raya
saja booming. Akhirnya setelah enam bulan masa syarat selesai, outlet
aku tutup dan penjualan dilanjutkan dari liang ke mulut. Hasilnya
ternyata luar biasa, rezeki bantuan saudara misan. Dengan mengusung merk
Jauzaa di kaki gunung bendera HouseofNayla, pecacal berhasil menjadi
pelanggan tetap beberapa TK dan SD guna membuat seragam baju anak
muslim. Kejayaan terus berlanjut sebab salah satu butik utama di negeri
tersebut tertarik untuk konsinyasi dengan kami, dan secara rutin pecacal
menyuplai kebutuhan baju anak muslim di outlet-outletnya. Sayangnya
darah sepupu kami yang merangkap sebagai usaha marketing mengundurkan
diri, sehingga penulis terpaksa merangkap jadi marketing. Bidang usaha
sempat stagnan kurang lebih waktu karena kurangnya tenaga penjahit dan
berkurangnya penjualan kelanjutan tidak adanya pucuk tombak marketing
yang handal. Pasokan jasad ke butik ityu juga lambat laun sepi bahkan
akhirnya terpukau karena tiadanya tenaga.
Kepindahan kami ke
daerah Ciledug ternyata membawa keberuntungan baru. Rumah tempat pecacal
tinggal ternyata menempel dengan Pasar Tekstil Cipadu, sehingga segala
kebutuhan bahan & pernak pernik jahit dapat dengan barang-kali
diperoleh disitu. Sebab pengajian yang diikuti oleh istri, pelanggan
kembali bertambah, bukan hanya baju bujang muslim saja namun demikian
juga baju dewasa bahkan hingga menghasilkan seragam pernikahan. Kios
yang dulu sudah jadi pelanggan, merosot menghubungi istri serta memesan
lebih daripada 500 potong beserta cara beli putus alias dibayar langsung
bukan konsinyasi. Walau sempat kelimpungan mencoba makloon untuk
menerima pesanan tersebut karena menjelang puasa, walhasil kontrak
tersebut bisa dipenuhi, bahkan ditambah lagi 150 buah pesanan baru.
referensi:
http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/06/membuat-pola.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penjahit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar