Minggu, 01 Februari 2015

Pikiran Menjahit Berbuah Uang

Sebagai abdi negara, pereka menyadari bahwa gaji yang diperoleh tetap pas-pasan, pas menginginkan pas ada duit. Beruntung istir mempunyai hobi menjahit sejak sebelum kami menikah. Awalnya hobi itu hanya dijalani daripada teman ke fren saja, dan belum bernilai komersil. Seringkali pesanan dibuat sebab hobi dan pengikut istri (saat itu) cukup puas dgn ucapan terima sayang dan bahagia tatkala model yang dibuatnya ternyata disukai sang pemesan. Hobi ityu terus dijalani ketika kami menikah dan sebagai hadiahnya penulis belikan mesin jahit merk ‘Singer’ agar istri betah dalam rumah dan melanjutkan hobinya.



Sadar mau potensi http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/06/membuat-pola.html ini, dibantu oleh seorang saudara sepupu, kami mencoba buka outlet di salah satu substansi di Bekasi. Namun, ternyata tidak semulus yang dibayangkan, olehkarena itu penjualan sepi hanya pas menjelang hari raya saja booming. Akhirnya setelah enam bulan masa syarat selesai, outlet aku tutup dan penjualan dilanjutkan dari liang ke mulut. Hasilnya ternyata luar biasa, rezeki bantuan saudara misan. Dengan mengusung merk Jauzaa di kaki gunung bendera HouseofNayla, pecacal berhasil menjadi pelanggan tetap beberapa TK dan SD guna membuat seragam baju anak muslim. Kejayaan terus berlanjut sebab salah satu butik utama di negeri tersebut tertarik untuk konsinyasi dengan kami, dan secara rutin pecacal menyuplai kebutuhan baju anak muslim di outlet-outletnya. Sayangnya darah sepupu kami yang merangkap sebagai usaha marketing mengundurkan diri, sehingga penulis terpaksa merangkap jadi marketing. Bidang usaha sempat stagnan kurang lebih waktu karena kurangnya tenaga penjahit dan berkurangnya penjualan kelanjutan tidak adanya pucuk tombak marketing yang handal. Pasokan jasad ke butik ityu juga lambat laun sepi bahkan akhirnya terpukau karena tiadanya tenaga.

Kepindahan kami ke daerah Ciledug ternyata membawa keberuntungan baru. Rumah tempat pecacal tinggal ternyata menempel dengan Pasar Tekstil Cipadu, sehingga segala kebutuhan bahan & pernak pernik jahit dapat dengan barang-kali diperoleh disitu. Sebab pengajian yang diikuti oleh istri, pelanggan kembali bertambah, bukan hanya baju bujang muslim saja namun demikian juga baju dewasa bahkan hingga menghasilkan seragam pernikahan. Kios yang dulu sudah jadi pelanggan, merosot menghubungi istri serta memesan lebih daripada 500 potong beserta cara beli putus alias dibayar langsung bukan konsinyasi. Walau sempat kelimpungan mencoba makloon untuk menerima pesanan tersebut karena menjelang puasa, walhasil kontrak tersebut bisa dipenuhi, bahkan ditambah lagi 150 buah pesanan baru.

referensi:
http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/06/membuat-pola.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penjahit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar