Senin, 25 November 2019

Berlatih Memanfaatkan Kondisi Jelek Dari Ki Hajar Dewantara

Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman, Yogyakarta. Yang kini tiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pengajaran Nasional, berkat jasa-jasa beliau. Sejak SD kita banyak mendengar namanya atau malah beberapa kerap membaca biografi lengkap dari sesosok Ki Hajar Dewantara. Melainkan tahukah kalian seberapa berjasanya beliau dalam kontribusi di dunia pendidikan Indonesia pada zaman penjajahan yang luar umum terbatas itu?

Dalam sebuah biografi komplit menceritakan bahwa Raden Mas Soewardi merupakan putra dari bangsawan bernama GPH Soerjaningrat yang yakni keturunan Sri Pakualam III dan ibunya Raden Ayu Sandiah yang yaitu keturunan Sunan Kalijaga. Sewaktu kecil Soewardi sempat menjadi santri dan berguru pada KH Abdurahman di kawasan pesantren Prambanan. Sebagai anak ningrat Soewardi memiliki privillege menempuh pengajaran formal di ELS, sesudah lulus Sowardi melanjutkan di Sekolah Guru Belanda selama 1 tahun. Jiwa edukasinya muncul sejak beliau mencari ilmu di ELS, saat memandang sahabat-sahabat sepermainannya tak menimba ilmu dan mulai berhasrat untuk menyebarkan pendidikan pada segala buah hati negeri.

https://www.biografipedia.com , Soewardi kemudian mendapatkan beasiswa kuliah di Sekolah Kedokteran di STOVIA, melainkan beliau menderita sakit-sakitan keras selama 4 tahun sehingga terpaksa tidak bisa menuntaskan pengajaran kedokterannya tersebut dan beasiswanya dicabut. Sesudah beasiswanya dicabut, Soewardi bekerja menjadi wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sinar Timur, De Express, Utusan Hindia, Koran Sediatama dan lain-lain. Beliau kemudian berjuang untuk rakyat melewati surat kabar dan membuat kritikan=kritikan tentang sikap penjajah pada saat itu. Dengan 3 serangkai, 25 Desember 1912 yaitu Soewardi, dr. Dowes Dekker dan dr. Cipto mangunkusumo membuat partai politik pertama beraliran nasionalis yakni partai Indische Partij. Partai tersebut ialah partai pertama yang berani mengkritisi dan menyebarkan slogan kemerdekaan pada masyarakat luas.
image

Sampai suatu hari Soewardi membikin kritis keras terhadap acara perayaan Negara Belanda dengan memungut uang rakyat dan dituangkan dalam artikelnya yang berjudul Jikalau Aku Seorang Belanda yang diterbitkan di surat isu De Express. Karena itu Soewardi diasingkan ke Pulau Bangka tanpa pelaksanaan pengadilan. Bersama 2 sahabatnya, ketiga serangkai ini minta untuk di membuang ke Belanda. Selama di Belanda Soewardi memanfaatkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan pengajaran. Soewardi menemukan gagasan-gagasan konsep pendidikan yang nantinya menjadi konsep awal metode pengajaran di Indonesia.

Atas jasa-jasanya dalam bidang pengajaran di Indonesia, biografi komplit Soewardi banyak dicari dengan kata kunci Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia.


referensi:
https://www.biografipedia.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Biografi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar