Rabu, 29 April 2015

Tips Mengusahakan Paket Snack Anak

Akhirnya menoreh kembali. Bermula dari menghadiri pertemuan zero waste community, secara di ujung pertemuannya mengajak setiap sosok untuk membuat sebuah komitmen. Bebas apapun. Yang penting nazar itu bisa dijalani dalam waktu sekitar sebulan dan tentunya berhubungan dengan gaya hidup zero waste (kan memang judul pertemuannya itu).

Nah, dalam hari tersebut, aku membuat 1 syarat untuk kembali menyalut pengalaman berzero waste. Selain untuk dokumentasi pribadi, tujuan secara terpenting dari penulisan pengalaman tersebut adalah supaya memungkinkan saja orang untuk membacanya dan syukur-syukur sanggup mendapatkan inspirasi daripada tulisan tersebut. Lebih jauhnya, orang dengan membaca tersebut rencana mulai menerapkannya.

Oya, yang unik dari kegiatan komitmen http://www.snackcornerindonesia.com tersebut, aku diminta untuk memilih2x 1 orang dengan sama-sama peserta tuntunan sebagai pengingat. Pengingat sama-sama “bertanggung jawab” atas terlaksananya niat kita. Begitupun sekalipun. Teman pengingat hamba adalah Taruna. Mulanya saya tidak memiliki teman pengingat karena jumlah orang secara ada di syarikat tersebut ganjil. Taruna baru datang setelah acara berakhir. Akur sudah, saya todong saja supaya dia memikirkan 1 komitmen. Dia akan membuat 4 buah jurnal notes dari kertas-kertas bekas yang dia miliki. 4 risiko setiap hari. Hari ini, setelah 4 hari berlalu, malahan abdi lupa belum tanya, apakah dia sungguh mulai melakukan komitmennya atau belum.

Wah, panjang juga petuah dalam tulisan itu. Asalnya saya mau cerita tentang pertimbangan menarik yang beta baru dengar atas Izo tadi bersih. Izo adalah menyunggi penulis buku tahunan YPBB (tempat abdi kerja). Tadi siang kebetulan dia di kantor karena tersedia acara koordinasi.

Sehabis kegiatan hari berikut berakhir, kita ngobrol-ngobrol tentang perilaku secara zero waste. Muter-muter kemana-mana dan akhirnya sampailah pada karya dia tentang bagaimana mengajak anak-anak mungil untuk berzero waste. Kalau ke manusia dewasa, yang sahaja dilakukan adalah melepaskan informasi tentang pelajaran dan kerugian dengan sebuah tindakan. Senyampang pada penggunaan kresek. Memang menggunakan kresek itu membuat kita nyaman. Tidak usah repot-repot membawa tas belanja atau raga belanja dari rumah. Langsung tinggal menerimanya dalam keadaan telah terbungkus keresek. Namun demikian dengan diinformasikan khasiat dan kerugiannya (khususnya dampak negatifnya tentang lingkungan), maka setiap orang sebenarnya memiliki pilihan bebas. Mau gampang dan rasional, tapi menghasilkan perbawa negative bagi mayapada. Atau, pada mulanya agak repot start mengurangi penggunaan kresek karena perlu meniadakan kebiasaan, tapi kalian mulai mengurangi perbawa negative pada daerah sekeliling.

Nah bila di anak-anak, model yang sama rasanya sulit diterapkan. Mereka sangat-sangat minat dengan kemasan nyamikan. Kalau orang mantap sih, bisa ditanya, “Apa sih tadinya yang diinginkan? Apakah kemasannya atau isinya. ” Kalau kadang isinya yang diinginkan, kita bisa pilih cara lain dalam memperolehnya. MIsalnya mengulak snack di tukang kue kiloan memakai misting (kotak persediaan yang dari plastic).



Kalau ke anak-anak, awalnya Izo menjajal untuk melakukan jalan yang sama. Dia membelikan snack kiloan. Rupanya boleh diadu beserta snack yang di kemasan. Tapi wajar saja keponakan-keponakannya ini tidak mau. Alasannya sih karena bukan nyaman. Tidak siap dikantongin dan dengan dibawa-bawa main. Walhasil dia mencari jalan lain. Dia mulai mengikutkan snack tersebut di dalam misting secara bersekat. Wah, anak-anak itu tetap bukan mau. Misting kendi pasti tidak bisa dibawa-bawa ketika permainan. Terlalu repot. Nah, trik yang terakhir ini ternyata sah. Dia mencoba mencari kotak makanan dengan kecil-kecil dan warna-warni. Dicari-cari di toko biasa, tidak terlihat wadah yang dimaksud tersebut. Akhirnya ditemui di Ace Hardware. Harganya tidak terlalu mahal. Jatuhnya 1 kotak, harganya sekitar 2000 rupiah. Murah juga sebenarnya. Langkah terakhir itu semua ampuh untuk mulai mengurangi sampah secara dihasilkan dari snack keponakan-keponakan Izo. Sebab bentuknya kecil-kecil, anak-anak itupun mau bekal ke sekolah. Pas masukkan kotak-kotak buncit snack ke di tas. Toh, gak menghabiskan banyak lokasi juga.

referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar