Sabtu, 16 September 2017

Cara Belajar Agama Yang Betul

Agama adalah pedoman muncul yang dipergunakan untuk merenggangkan manusia dari bencana ruhaniah. Manusia mencita-citakan agama soalnya manusia menyimpan masalah yang bukan bisa diselesaikan kecuali beserta ilmu pegangan tersebut. oleh karena itu belajar pegangan yang baik adalah bersumber dari mengerti apa masalah yang dihadapi oleh khalayak itu swasembada.

Banyak orang mencari ilmu agama dengan cara yang salah. Itu mempelajari kepercayaan secara textbook, seperti para pelajar yang belajar kalkulus di pondok pesantren pendidikan tanpa mengerti apa moral ilmu ini dalam sukma sehari-hari, tanpa dibekali wawasan bagaimana cara menfungsikan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan sengketa sehari-hari. Penganut agama yang demikian tersebut saya tutur sebagai penganut > agama buku. Dan saya tidak sejalan dengan tersebut dalam cara belajar kepercayaan.

Dalam memahirkan agama, beta berangkat daripada suatu peri hidup. Dan kemudian mencari ilmu untuk menyelesaikan seksi tersebut. dan saya memperoleh agama sederajat solusi atas masalah-masalah tersebut. disitulah saya mengawali belajar agama. Bukan keliru bila kita menjadikan agama sederajat solusi atas problem peri hidup kalian sehari-hari. Karena al Alquran, sebagai kitab suci pegangan Islam, yaitu obat untuk penyakit berkesinambungan, sebagaimana panduan Tuhan, Hai manusia, semestinya telah visibel kepadamu pengajian dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam puncak dan tamsil serta anugerah bagi orang-orang yang beriman.

Tapi, masalah yang lain lagi adalah, seringkali orang-orang tidak merekam bahwa dirinya mempunyai unik masalah yang butuh selesai oleh kepercayaan. Akibatnya, ia mengabaikan masalah itu terus terjadi dalam dirinya tanpa mencari penyelesaian, seperti tumor yang tumbuh di dalam dirinya yang berkembang terus menerus tanpa disadari, serta tahu-tahu sudah biasa sangat mencabut bagi dirinya. Oleh karena itu, supaya kita menyebarkan bahaya segala sesuatu yang padahal mengintai kita, maka member harus belajar membaca bangun[1]. Setelah dilihat masalahnya, lalu pergilah mencari ilmu dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Sajauh pengalaman pada berguru keyakinan, saya membagi guru agama lawan dua species guru agama.

Perdana, guru agama yang teoritis.



Ia mengajarkan kepercayaan itu sekadar menyampaikan apa-apa yang dia baca / dia dengan-dengar dari manusia lain. sejatinya, ia bukan mengerti bagaimana menyelesaikan suatu masalah kehidupan dengan ilmu agama tersebut. seperti inang di pondok pesantren pendidikan yang mengedit ilmu pengetahuan dari segi kurikulum aja. Ia seperti orang yang mempelajari rumus-rumus matematika, lalu menciptakan masalah-masalahnya sendiri untuk mengaplikasikan rumus-rumus tersebut.

Kedua, guru agama yang praktis.

Ia mengajarkan keyakinan itu luar biasa spesifik dan fokus dalam menyelesaikan permasalah pokok dalam hidup sehari-hari kita. ia dapat mengenali dan paham benar, segalanya masalah yang sedang member hadapi. Serta ia mengerti betul, gimana jalan keluar dari masalah-masalah ini. mengajarkan kepercayaan baginya berarti usaha menimbulkan kita daripada masalah-masalah ini. karena memang itulah manfaat agama. Sesuai firman Situs Islam Ramah dan Toleran Yang mahakuasa:

Dengan kitab itulah Yang mahakuasa menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya di jalan ketenteraman, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang2 itu daripada gelap kelam kepada cahaya yang tegas benderang beserta seizin-Nya, dan menunjuki itu ke pikiran yang lurus hati.

Apakah Anda telah belajar agama secara benar? untuk menjawab interogasi ini, member perlu meneropong, apakah selama ini Kamu telah benar-benar keluar dari gelap menuju terang? ataukah Anda merasakan tiada yang beda antara pra dan setamat belajar keyakinan, kecuali mengeraskan banyak realisasi ibadah ritus, hafalan-hafalan, teori-teori, dan substansi kata pada bidang kepercayaan saja?

referensi:
http://www.radarislam.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar