Sabtu, 05 Agustus 2017

Teknik Memilih Material Pipa

Dalam menentukan bahan pipa, terutama untuk industri, faktor yang paling penting adalah fluida apa yang mengalir di dalamnya. Selain itu, kondisi pendatang dari pipa juga mempengaruhi. Dan ujung, tentu saja sosok ekonomi pun menjadi dasar pemilihan material. lihat Pipe Distributor

Corong dapat dibagi menjadi 2 bagian luas. Pipa dari logam dan non-logam. Logam terdiri daripada carbon steel, stainless steel, aluminium, nickel dan lainnya. Berikut ini diartikan sebagai contoh di desain corong untuk pabrik industri udara alam, minyak, atau bengkel kimia lainnya.

Pertama, reaksi harus memikirkan apa serta berapa banyak macam rahim yang akan melewati pipa. Pada dasarnya, seluruh pipa untuk proses umumnya harus menggunakan pipa senar dan diawali dari bahan carbon steel yang mengelokkan murah.



Kelanjutan aliran fluida, bagian dalam pipa menanggung korosi, & salah satu cara untuk mengumumkan kecepatan korosi adalah mengenakan grafik de Waard - Milliams nomograph. Grafik berikut membantu dalam menentukan meski kecepatan korosi (mm/tahun) yang disebabkan memilikinya kandungan CO2 dalam fluida.

Problem disebabkan korosi siap diatasi dengan menambah ketebalan pipa sebesar kecepatan korosi dikali tahun lamanya pabrik didesain. Namun, jika semuanya ketebalan yang dibutuhkan untuk mengatasi korosi itu terlalu tebal, buluh-buluh akan jadi sangat tebal dan bukan efektif di dalam pembangunannya.

Selain korosi, suhu fluida juga menentukan material pipa. Tambah rendah suhu, logam bakal menjadi gampang mengalami belahan. Ini soalnya sifat brittle (getas) logam bertambah dalam suhu ringan. Stainless steel merupakan satu diantara yang telaten akan suhu rendah. Olehkarena itu itu, dalam cryogenic service (fluida beserta suhu sistem dibawah -196 degC) stainless steel adalah material yang cocok dibandingkan dengan carbon steel.

Stainless steel kadang kala disebut pun corrosion resistance alloy (campuran logam tahan korosi) serta tentunya lebih mahal dipadankan carbon steel. Stainless steel bisa dibagi menjadi beberapa jenis, misalnya austenitic, feritic, martenistic, duplex dan high alloy stainless steel (campuran tinggi logam stainless steel). Sayangnya, stainless steel bukan tahan lawan semua species korosi, paling utama korosi yang disebabkan per klorida, sulfida serta fluida asam (sour fluid) lainnya.

Untuk sistem pipa yang mengalirkan fluida asam (piping system for sour service) biasanya dalam desain berdasar pada standar NACE (National Association of Corrosion Engineers) MR0175. Mulai tahun 2003, standar NACE MR0175 bersatu secara ISO 15156 dan yang memiliki tuntutan desain yang sulit dipadankan edisi tahun sebelumnya.

Semakin tahan lawan berbagai korosi, semakin muluk harga bahan tersebut. Dalam mengurangi biaya, pengaplikasian cladding atau overlay merupakan satu diantara alternatif. Misalnya menggunakan buluh-buluh dari carbon steel secara dilapisi senar mahal pada bagian dalamnya aja yang bertengkar langsung beserta fluida sumber korosi hendak bisa menyesuaikan biaya tanpa mengurangi ketahanan terhadap korosi.

Pemilihan bahan ini tak hanya dalam pipa, akan tetapi juga berlaku untuk bejana (vessel), klep (valve) & elemen pembuluh lainnya. Dalam katup, meskipun material dari badan katup bisa memakai carbon steel, tetapi bagian dimana korosi tidak diperbolehkan untuk melestarikan kemampuan katup untuk ball valve sankyo menyekat (sering dikenal sebagai trim, seperti sesi valve seat, stem dan lainnya), jadi penggunaan stainless steel atau logam kepala dingin korosi lainnya menjadi klaim.

referensi:
http://www.valvemurahjakarta.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_(disambiguasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar