Sabtu, 29 Juli 2017

Mengerti Prosedur Kerja Fire Alarm System

1. Orde Konvensional.

Sistem Konvensional: adalah yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan mendampingi detector di detector dan ke Sidang. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1. 5mm ataupun NYMHY 2x1. 5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang pas kritis sering dipakai tali tahan api (FRC=Fire Resistance Cable) secara ukuran 2x1. 5mm, paling utama untuk kabel-kabel yang menuju ke Perdebatan dan sumber listrik 220V. Oleh karena mengenakan kabel makna dua, oleh karena itu instalasi berikut disebut beserta 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire.

2. Koordinasi Addressable.



Koordinasi Addressable kebanyakan digunakan dalam instalasi Fire Alarm di gedung bertingkat, semisal pondok, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan mengelokkan mendasar dengan sistem tradisional adalah pada hal Address (Alamat). Di dalam sistem berikut setiap detector memiliki isyarat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titis kebakaran sudah diketahui secara pasti, olehkarena itu panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menyatakan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa siap memastikan detector mana yang mendeteksi, benih 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, lebih dari itu terkadang lebih.

1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector

Heat detector ialah pendeteksi penyisipan panas. Spesies ROR ialah yang paling banyak digunakan waktu ini, karena kecuali ekonomis pun aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih semampai, area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Martabat pemasangan max. hendaknya gak melebihi 8m. ROR banyak digunakan olehkarena itu detector berikut bekerja menurut kenaikan temperatur secara lekas di satu ruangan kendati masih berbentuk hembusan panas. Umumnya di titik 55oC - 63oC sensor tersebut sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Beserta begitu memedi kebakaran (diharapkan) tidak luang meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan ropak-rapik, kamar pondok, rumah sakit, ruang peladen, ruang ikatan, gudang pabrik dan lainnya.

2. Fix Temperature

Fix Temperature dikategorikan juga ke dalam Heat Detector. Luar biasa dengan ROR, maka Fix Temperature segar mendeteksi di dalam derajat gawat yang sinambung tinggi. Oleh sebab itu cocok ditempatkan pada mandala yang lingkungannya memang telah agak-agak panas, seperti di dalam ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap genting, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, bahwa pada mandala itu dipasang ROR, maka akan peka terhadap False Alarm (Alarm Palsu), pokok hembusan panasnya saja sudah biasa bisa menyulut ROR mendeteksi. Area jitu detektor jenis ini ialah 30m2 (pada ketinggian langit-langit 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 - 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan dalam detector itu cuma 2, yaitu Ketul dan LC, boleh terbalik dan siap dipasang sinambung pada perhimpunan alarm wisma merk apa-apa saja. Semangat kontaknya adalah NO (Normally Open).

3. Smoke Detector

Smoke Detector mendeteksi gas yang menyerap ke dalamnya. Asap punya partikel-partikel yang kian lelet semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring beserta meningkatnya fire alarm system semangat kebakaran. Bahwa kepadatan gas ini (smoke density) telah melewati palang batas (threshold), maka runtunan elektronik dalam dalamnya mau aktif. Tentang berisi runtunan elektronik, oleh karena itu Smoke mencita-citakan tegangan.

4. Flame Detector

Flame Detector adalah perlengkapan yang tanggap terhadap sinaran sinar ultraviolet yang ditimbulkan oleh bercahaya api. Tetapi detector berikut tidak meningkah pada salang ruangan, infra merah ataupun sumber nur lain yang bukan ada hubungannya dengan bercahaya api (flame).

referensi:
http://depotsafety.co.id/fire-alarm-system/
https://id.wikipedia.org/wiki/Api

Tidak ada komentar:

Posting Komentar