Bali larat saja memerankan destinasi terpenting turis-turis mancanegara
yang ingin mencari teriknya udara tropis. Namun kalau turis yang hendak
merasakan keasrian bumi, serta bermacam-macam rupa makanan bercita
merasai tinggi, Sumatera Barat-lah tempatnya.
Propinsi yang terletak yang tengah-tengah darat Sumatera
tersebut, menawarkan kemungelan alam yang molek, bersama adat istiadat
yang beda. Tak luka dari 15 daerah tuntutan wisata, menyuguhkan aneka
macam kuliner, daya pikat alam, serta atraksi budaya yang menawan.
Jika Engkau merencanakan wisata singkat, empat hari prosesi cukup dalam menjalang semua obyek wisata penting disini.
Hari baru di tanah datar Minang, sebaiknya mengunjungi Bukittinggi dan nagari-nagari di sekitarnya.
Bukittinggi salah satu kota tertinggi di Mandala Nan Tigo, yang
menjadi jantungnya budaya Minangkabau. Bukittinggi terletak tatkala
ketinggian 909 - 941 meter dalam atas permukaan laut (dpl). Hawanya yang
sejuk, sama halnya Bandung di daratan Priangan, menjadikannya sebagai
tempat penginapan favorit di akhir rekan.
Pedesteriannya yang lebar bersama dinaungi pepohonan yang besar,
memungkinkan getah perca turis untuk berfoto-foto sambil menikmati
ademnya suasana metropolis. Selain trotoar yang lebar, jenjang-jenjang
dengan puluhan bani tangga, pun menghubungkan wahid tempat di tempat
kerumunan lainnya.
Mengepung kuliner khas Minangkabau, aku berserobok pada deretan
penjual nasi kapau. Di Pasar Kepada, nasi nikah khas sosok Kapau
tersebut menyajikan berbagai macam macam lauk yang mampu menerbitkan
nafsu makan. Dendeng balado, tambusu, gulai cincang, goreng, gulai itik
hijau, ikan bakar, serta ayam gulai, tersaji ranggi di kepada panci
almunium berdiameter 30 senti.
Centong pengambil lauk yang bertangkai panjang, rampung
menjangkau segenap masakan utk disajikan ke piring-piring pelanggan. Teh
telur, es tumbuk, atau emping dadih, larat disantap sebagai penutup.
Minuman khas Minangkabau ini, jarang dijumpai yang tempat lainnya.
Kalaupun terdapat, rasa serta aromanya tak senikmat yang terdapat
tatkala ranah Minang.
Di muka barat negeri, terhampar teperinci Ngarai Sianok dengan tebing-tebing curam menghujam ke bawah. Menyusuri ngarai melalui tour sumbar
jalan tikus, kita bakal bersua nagari-nagari permai dalam kaki Gunung
Singgalang. Di antara nagari-nagari tersebut, Koto Gadang-lah yang
ternama.
Kanagarian ini sejak dulu terkenal sebagai negeri penghasil
intelektual. Dari nagari ini menyembul tokoh-tokoh buntal macam Sutan
Syahrir, Parlente Salim, serta Rohana Penting. Di sebelah nagari getah
perca intelek, Koto Gadang pun merupakan nagari para pengrajin. Sulaman
Koto Gadang & perhiasan peraknya, menjadi buah tangan favorit
wisatawan mancanegara.
Selain
miniatur graha gadang, pembuatan gelang, anting, dan giwang juga
ditemui di sini. Yang Koto Hebat, rumah tata cara jarang ditemukan.
Rumah-rumah berarsitektur gaya Eropa justru mengurus kampung seluas 640
hektar tersebut. Diantaranya nagari yg lain di Sumatera Barat,
rumah-rumah di sini sekitar tak berpenghuni.
Pemilik rumah banyak yang pergi berkelana, dan griya hanya
dibuka sesekali oleh orang tugas. Perjalanan di Bukittinggi ditutup
dengan menjumpai danau Maninjau di pedalaman barat Kota Agam. Menguasai
Matur, Maninjau hanya ditempuh setengah weker perjalanan.
Sebelum menuruni kelok 44, ada baiknya berhenti dulu di Embun
Pagi. Merasai pemandangan danau yang mempesona. Dari prestise 539 meter,
permukaan pematang nampak mengkilat seperti sebelah hadapan. Airnya
yang jernih, beriak-riak kecil salah ke tepian. Sesekali terlihat perahu
nelayan melintas serta melempar sarang. Sawah yang mulai menguning,
serta genting gonjong yang samar-samar, terhalang luas memperindah
selingkaran pematang.
referensi:
http://www.toursumbar.info
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar