Sabtu, 23 April 2016

Tips Menulis Ringkasan yang Baik

Cara menurun sinposis yang baik sudah merupakan kerutinan dan warta penting yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Penulis sebelum menyalakan bukunya hendak dimintai per penerbit untuk melampirkan rangkuman dari buku yang dibuat, baik ini berupa buku fiksi maupun buku-buku ilmiah.


Namun, sedang banyak juga penulis yang tetap belum mengerti cara menurun sinopsis yang baik bagi buku yang ditulisnya. Terutama seringkali tersedia yang menganggap sama antara abstrak dengan ulasan buku. Sungguh kealpaan yang pantas dibenarkan.


Di postingan sebelumnya, cara menyalut resensi buku fiksi dan cara menoreh resensi buku ilmiah sungguh dijelaskan pada gamblang. Maka dari itu diharapkan tidak ada lagi syirik dalam menyambung resensi dengan harapan cara menulis sinopsis yang baik kali ini juga mampu menurunkan wawasan yang lebih baik.


Adapun hal-hal biodata pemain yang pengawal diperhatakan pada cara menoreh sinopsis yang baik ialah sebagai sesudah itu:


Satu pekarangan saja, gak lebih.


Cara menulis ringkasan yang elok sebaiknya bukan lebih daripada satu halaman karena ringkasan itu ialah ringkasan daripada isi buku yang ditulis, bukan telaah apalagi opini pribadi.




To the point


Sinopsis harus langsung menyatakan tentang kapasitas buku yang merupakan klimaks dari alur cerita buku tersebut. Gak membahas jenjang lebar termasuk karakter wajah maupun pembawaan cerita untuk buku mereka.


Bukan opini pribadi


Abstrak tidak berkisah tentang ide pribadi bakal suatu buku. Pendapat individu hanya berlangsung ketika ingin menulis 1 buah resensi & tidak halal dalam cara menulis abstrak yang bagus.


Bahasa sederhana


Menuliskan abstrak tidak perlu menggunakan kaidah yang rumit dan selit-belit dimengerti. Sempurna menggunakan norma yang biasa, mudah difahami dan tentu saja tidak “alay plus lebay”. Namun siap juga merangkaikan sinopsis di dalam bahasa ganjil jika buku rencananya dipasarkan di luar Indonesia.


Serasi dengan Pati Buku


Non menulis sinopsis yang tidak setara dengan makna buku pokok akan “menipu” pembaca. Kalau demikian adanya, maka bacaan-bacaan selanjutnya tak akan diminati oleh pembaca terlebih penulis mau masuk di dalam ruang blacklist dampak ketidaksesuaian ini.
referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar