Selasa, 22 Maret 2016

Trik Agar Berita Sebagai Menarik

Wartawan muda seringkali menulis pemberitahuan dengan inti yang “salah”. Wartawan kerap menulis mengenai berbagai kisah rinci tapi melupakan wahid hal. Apa itu? Tak lain urusan manusia ini sendiri. Padahal wartawan seharusnya menulis dalam orang beda. Sementara khalayak sangat menggemari berita tentang mereka tunggal bukan yang lain.

Sebagai contoh, wartawan bercerita berjarak lebar urusan banjir mengairi sebuah lokasi, longsor tercipta di satu tebing, dolok meletus dan lain-lain. Berbagai laporan tentang banyaknya gempa, erupsi gunung dan lain-lain mengisi syatar. Tapi tidak lupa teras sebuah berita adalah manusia.

Jika menoreh http://www.berbagionline.com/ tentang guncangan, tekankan menurut dampaknya terhadap manusia. Kecek tentang khalayak merupakan kisah yang terus-menerus ditunggu sebab pembaca yang ingin terbuka nasib sesamanya. Jadi kalau yang wartawan memberitakan gagal, misalnya, tan- hanya merampas pakar urusan gunung. Pastikan apa hasil bagi manusia di seputar gunung meletus itu.

Misalnya, wawancara keluarga yang padahal mencari saudaranya. Ikuti kemana dia mencoba hingga ke alas, pos pengungsi, rumah pedih, dan seterusnya. Drama pencarian korban berikut lebih tampak dibandingkan hanya catatan soal banyaknya gempa.

Tentukan angle cerita

Tentu banyak kaul manusia yang bisa ditulis wartawan. Tetap tugas selanjutnya buat wartawan adalah mengabsahkan cerita yang paling mempesona. Di sinilah persaingan wartawan satu secara yang lain. wartawan yang waspada akan jadi cerita yang lebih merampok dibandingkan reporter lain.

Untuk menentukan kecek mana yang menarik, wartawan harus bersekolah menentukan angle berita ataupun sudut tekur. Wartawan yang meliput banjir bisa menyelidik cerita daripada berbagai angle. Karena wartawan biasanya memiliki waktu sesak, maka dia harus menyeleksi satu satu dua angle yang terlalu menarik. Di dalam hal itu, wartawan yang ada di lapangan mesti berkordinasi secara redaktur di kantor yang akan mengata-ngatai berita tersebut.

Sebuah penderitaan tantang rontok mempunyai padat angle: reaksi pencarian korban tewas, banyak pengungsi dan penanganannya, kecek satu rombongan yang lenyap, para tokoh penggundulan alas penyebab rontok, dan sebagainya. Dr berbagai opsi tadi carilah angle yang terbaik yang cocok beserta media yang akan merapatkan. Angle yang diambil wajar sangat terhenti dari watak media. Tumpuan yang besar dibaca remaja dengan yang tua pasti berbeda.

Mengatur jurang dengan sumber

Dalam masalah ini, wartawan harus tetap bersikap obyektif. Wartawan kudu bisa menutupi jarak pada sumber tuturan. Dalam skandal korban kayau, wartawan senantiasa harus bersuara tenang, sukar dan tidak mudah jatuh atau terharu berlebihan.

Kadang cerita seorang korban gagal bisa amat mengharukan & wartawan bisa terbawa perasaannya. Itu benar normal. Di keadaan terpaksa, pengusngsi dapat saja benar putus asa & cenderung menyesatkan banyak orang. Misalnya dia menyalah jumlah target yang luka, penolong yang bukan cekatan, dokter yang terpenggal datang dan lain-lain.



Tidak beropini detik menulis petunjuk

Wartawan pasti punya prinsip tersendiri detik menyaksikan satu bencana ataupun peristiwa berbeda. Ini manusiawi. Tapi perasaan wartawan bukan bisa sebagai pusat tulisan. Wartawan mesti konsisten menoreh berita buat pengakuan dr para sumber. Wartawan menurun berita secara mengutip orang-orang yang ditemui di zona.

Bersikap simpel

Wartawan melakukan tugas beserta kerendahan kukuh tidak sok-sokan. Bersikaplah pengertian kepada sumber berita. Di prinsipnya pencari berita tak bermaksud menelaah masalah sedangkan menyelesaikan kesulitan yang dihadapi masyarakat.
referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar