Tujuan anak disekolahkan supaya mendapatkan kepandaian hidup sebelum ia
jatuh sesungguhnya tatkala masyarakat. Sekolah adalah miniature
masyarakat. Tempat pendukung bagi sukses merasakan kehidupan sesudah
sekolah diartikan sebagai: integritas, saksi social (menjalin hubungan
menggunakan orang lain), bekerja tekun dan keras sesuai syariat Islam.
Faktor-faktor ini dibuat oleh pemastian keluarga di rumah dalam proses
tumbuh kembang budak, dan ialah hasil daripada teladan orangtua kepada
anak-anaknya. Sekolah seharga bisa menyelaraskan faktor tsb agar sanggup
tertanam superior dan menjadi tradisi, atau memandu kebiasaan yang
sudah tersembunyi tsb.
Berikut adalah tips dan kiat memilih maktab bagi putra-putri
Anda, terutama bagi Kau yang bermimpi menyekolahkan putra-putri Anda di
sekolah berbasis Islam.
1. Tujuan Wali
Yang baru harus diluruskan http://mutiaraharapan.sch.id/sekolah-islam/
adalah tujuan kita, penjaga, dalam reksa anak-anak. Berdasar pada umum,
pengampu muslim di Indonesia mampu diketegorikan pada 3 keluarga:
• Orang islam KTP: merencanakan adalah wali yang memaknai
“kesuksesan” anak-anaknya sebagai sukses secara duniawi (pendidikan
agama sekedarnya/ikut-ikutan saja). Memang sewaktu-waktu, anak-anaknya
alhamdulillah tetap/kembali ke jalan yang lurus, tapi itu bukan lantaran
jalur pendidikan yang disiapkan orang-orang tuanya.
• Muslim sekuler: mereka ialah orang tua yang hatinya terbagi,
antara ingin kesuksesan duniawi dan ingin kesuksesan ukhrawi (akhirat).
Ke-2 keinginan mereka sama kuat & mereka bukan bisa memprioritaskan
salah satunya. Walhasil, anak-anaknya didorong untuk tekun ibadah
ritual, tetapi di urusan duniawinya agama bukan lagi giat. Contoh yang
pernah aku angkat ialah orang tua yang bangga anaknya menjadi ketua
utama sebuah bank ribawi karena senantiasa rajin sholat, pergi haji, dan
memapah ayah-bundanya berhaji.
• Orang islam sejati: mereka yang menunjuk akhirat sebagai
satu-satunya tuntutan, baik kira dirinya sendiri maupun anak-anaknya.
Bagi itu, dunia hanyalah sarana menyatroni akhirat. Merencanakan
mengajarkan lawan anak-anaknya jika kesuksesan dalam dunia tdk lain
hanyalah hasil dari ketaatan mendapatkan Allah SWT. Orang tua muslim
sejati tidak akan mengirimkan anak-anaknya ke bersekolah yang sedang
tercampuri ajaran-ajaran menyimpang, menyerupai teori Cikal bakal Alam
Semesta yang menafikan peran Allah, dongeng-dongeng syirik, pluralisme
dengan doktrin semua keyakinan sama & demokrasi beserta doktrin
semata manusia setara (baik akil maupun kriminal) sehingga kesahan bisa
ditentukan oleh taklimat terbanyak. Anak-anak yang diinginkan oleh orang
tua muslim sungguh adalah anak-anak yang tidak tahu bimbang dalam
memprioritaskan Allah di untuk segalanya.
2. Kemampuan Wali
Demikian halnya dengan petunjuk anak, oleh sebab itu orang tua
harus melihat kemampuannya, baik dengan fisik sekalipun finansial. Orang
tua yang tidak bisa secara rangka, tidak tetap mendidik tunggal
anak-anaknya dan boleh mengirim pendidikannya lawan guru yang dianggap
terkemuka dari yang ada, sebagaimana bolehnya mewariskan bayinya utk
disusui sebab wanita unik. Orang tua yang tak mampu dengan finansial gak
boleh mengempa diri bagi mengirim anak-anaknya ke pondok pesantren
pendidikan mahal.
3. Kurikulum Sekolah
Orang
tua harus memilih madrasah yang kurikulumnya didesain untuk mempelajari
apa-apa yang diperintahkan Allah & mengarahkan getah perca
pelajarnya utk mencintai serta mentaati Tuhan dan rasulNya. Ibnu
Taimiyah lebih menspesifikan lagi bahwa kurikulum sewajarnya mengajarkan
panduan ilahiyah, elok dalam ilmu-ilmu ibadah mau pun ilmu-ilmu biasa.
4. Penetapan Guru
Pengampu
harus menggubris guru yang dipilih (baik oleh dirinya sendiri maupun
oleh sekolah) untuk mengarahkan anak-anaknya. Seorang guru yang baik
didefinisikan sebagai guru yang mempraktekkan ibarat Islam untuk
kesehariannya, koyak ilmu, tidak suka menyelak, dan bahu-membahu dengan
pengampu murid oleh komunikasi yang berkesinambungan.
referensi:
http://mutiaraharapan.sch.id/sekolah-islam/
https://id.wikipedia.org/wiki/Muslim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar