Jumat, 22 Januari 2016

Trik Menulis Cerita Anak yang Menarik

Menoreh cerita bujang dalam suseptibel usia tujuh hingga 12 tahun, gerangan gampang-gampang tumpas. Terutama lamun yang dijadikan POV-nya merupakan si anak. Selain memerlukan pendalaman watak, bahasa yang digunakan pula biar harus gampang dipahami. Bagi menyiasati sesuatu tersebut, ada baiknya memperhatikan kira-kira hal lalu:



1. Terkadang membaca http://bibedanbike.com. Bahkan yang siap di persendian paket pelajaran Bahasa Nusantara atau tebaran anak, laksana Bobo, Keturunan Saleh, Kejora, dan lain-lain. Hl ini berguna utk mempelajari tata bahasa yang umum dikasih kepada meronce.

2. Berinteraksi dengan budak. Dengan kadang kala berinteraksi, kalian akan bisa mengenali karakter anak. Jadi pendalaman karakter bisa kian maksimal. Plus dunia budak, berbeda dengan dunia gede ataupun remaja. Pendalaman sifat tidak sama sekali soal bahasa, tapi di dalam menuliskan cara berpikir pula biar perlu diperhatikan. Jangan hingga kita menurun karakter seorang anak SD tapi seperti berpikirnya terlalu dewasa.

3. Menyiasati POV. Jika ke-2 hal dalam atas telah dilakukan, tetapi masih ketegangan untuk menghidupkan karakter. Kalian bisa mengendarai alternatif pada menggunakan POV 3, yang tak terlalu menyengkelit penokohan dalam karakter utama. Bisa juga dengan mempergunakan POV 1 dari bingkai orang tua. Untuk POV itu, kita seharga perlu mendalami karakter sederajat orang tua. Tentunya lebih gampang, bukan?

4. Pesan pada cerita. Bertentangan dengan menyarikan cerpen dalam media, yang terkadang bisa menggunakan ending menggantung. Jika cerita budak, kita diharuskan menyajikan pada resolusi yang jelas. Kenapa harus? Karena anak-anak mau lebih mudah mencernanya. Selain itu, amat tidak disarankan membuat skandal dengan warna percintaan. Olehkarena itu hanya hendak meracuni roh. Seyogyanya, cerita mengandung teras[ki] persahabatan, menimba ilmu, akhlak, ataupun tentang mengikuti cita-cita.

5. Diselingi humor. Humor, kalau dalam penyajian makanan berfungsi sebagai injeksi pelengkap / kerupuk. Yang membuat vokal lebih enak atau syak hati. Dengan kuantitas yang pas dan humor cerdas. Anak akan menyenangi tulisan kita. Sehingga terlepas dari mencicip jenuh serta bosan. Untuk itu, pereka cerita anak sebaiknya kadang kala membaca buku Nasruddin, Abu Nawas, alias buku kaul humor senda-gurau lainnya.
referensi :
bibedanbike.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar