Belum lama ini kereta api dari Kab. bogor menuju Sukabumi yang
sudah lama gak aktif dihidupkan meleset. Tentu saja hal berikut sangat
menggembirakan untuk masyarakat yang acap bepergian dari Kab. bogor ke
Sukabumi atau pun daerah-daerah di sekitarnya. Ini karena sepanjang ini
perjalanan untuk menuju Sukabumi pas memakan waktu olehkarena itu
padatnya lalu lintas, jadi jarak yang tidak begitu jauh harus ditempuh
dalam waktu sekitar tiga jam jika kita mengendarai mobil pribadi. Dengan
memilikinya kereta api mulai Bogor menuju Sukabumi, maka waktu
petualangan dapat dipersingkat sebagai dua jam aja.
Pada saat liburan sekolah bulan Oktober ini, penulis mengekang untuk mencoba sampai tempat rekreasi di sukabumi dengan menaiki KA Pangrango. Sebelumnya penulis memesan karcis di Indomaret yang harus ditukarkan keesokan harinya di loket di Setasiun Paledang Bogor. Ada tiga keberangkatan dari Kab. bogor, dan ada dua kelas yaitu mutu eksekutif dengan upah 50. 000 rupiah dan ekonomi beserta tarif 20. 000 rupiah. Baik famili eksekutif maupun perekonomian keduanya dilengkapi beserta pendingin. Penulis membeli tiket pulang pergi buat kelas eksekutif serta untuk jam kepergian terpagi dari Kabupaten bogor, yaitu pada weker 7: 55 serta kembali ke Kabupaten bogor dari Sukabumi guna jam keberangkatan buncit, yaitu jam 15: 45.
Berhubung ketika itu bukan selesai pekan jadi penumpang KA menuju Sukabumi tidak begitu banyak. Setelah menukarkan tiket yang penulis belanja sehari sebelumnya, penulis pun menunggu di Setasiun Paledang. Setasiun ini sangat yuwana dan lebih serupa sebuah halte. Pada depannya terdapat kira-kira warung yang menawarkan makanan dan minuman. Tidak jauh daripada situ berdiri sebuah bangunan tua yang tidak terawat dan di belakang bangunan tersebut terletak sebuah wc dan sebuah lokasi untuk berwudhu.
Lebih kurang sepuluh menit sebelum waktu keberangkatan, penghubung api sudah kelar menunggu. Para penumpang pun harus mengantri untuk masuk ke peron. Selain tiket, penumpang juga harus menunjukkan KTP mereka. Kereta berangkat tepat pada jam 7: 55. Kereta terkait bukanlah kereta pandai karena sering habis di setiap setasiun yang dilewatinya. Tapi demikian tentu saja jauh lebih nyaman dan cepat dibanding kalau kita harus mengendarai mobil ke Sukabumi.

Pemandangan yang terlihat cukup menarik. Di kiri-kanan jalur medium terdapat rumah-rumah penduduk yang jaraknya benar dekat dengan urat kereta, bahkan jemuran mereka pun jaraknya begitu dekat. Akan tetapi penumpang kereta pun dapat menikmati pemandangan sungai yang menusuk, rumpun-rumpun bambu dan sawah hijau secara membentang dengan pertimbangan gunung Salak. Dalam saat itu penulis juga melihat para petani sedang meronce dan mencangkul sawah. Banyak juga anak-anak dengan berdiri di tanggul sawah melambai-lambaikan tangan mereka saat medium api melintas.
Pada saat liburan sekolah bulan Oktober ini, penulis mengekang untuk mencoba sampai tempat rekreasi di sukabumi dengan menaiki KA Pangrango. Sebelumnya penulis memesan karcis di Indomaret yang harus ditukarkan keesokan harinya di loket di Setasiun Paledang Bogor. Ada tiga keberangkatan dari Kab. bogor, dan ada dua kelas yaitu mutu eksekutif dengan upah 50. 000 rupiah dan ekonomi beserta tarif 20. 000 rupiah. Baik famili eksekutif maupun perekonomian keduanya dilengkapi beserta pendingin. Penulis membeli tiket pulang pergi buat kelas eksekutif serta untuk jam kepergian terpagi dari Kabupaten bogor, yaitu pada weker 7: 55 serta kembali ke Kabupaten bogor dari Sukabumi guna jam keberangkatan buncit, yaitu jam 15: 45.
Berhubung ketika itu bukan selesai pekan jadi penumpang KA menuju Sukabumi tidak begitu banyak. Setelah menukarkan tiket yang penulis belanja sehari sebelumnya, penulis pun menunggu di Setasiun Paledang. Setasiun ini sangat yuwana dan lebih serupa sebuah halte. Pada depannya terdapat kira-kira warung yang menawarkan makanan dan minuman. Tidak jauh daripada situ berdiri sebuah bangunan tua yang tidak terawat dan di belakang bangunan tersebut terletak sebuah wc dan sebuah lokasi untuk berwudhu.
Lebih kurang sepuluh menit sebelum waktu keberangkatan, penghubung api sudah kelar menunggu. Para penumpang pun harus mengantri untuk masuk ke peron. Selain tiket, penumpang juga harus menunjukkan KTP mereka. Kereta berangkat tepat pada jam 7: 55. Kereta terkait bukanlah kereta pandai karena sering habis di setiap setasiun yang dilewatinya. Tapi demikian tentu saja jauh lebih nyaman dan cepat dibanding kalau kita harus mengendarai mobil ke Sukabumi.
Pemandangan yang terlihat cukup menarik. Di kiri-kanan jalur medium terdapat rumah-rumah penduduk yang jaraknya benar dekat dengan urat kereta, bahkan jemuran mereka pun jaraknya begitu dekat. Akan tetapi penumpang kereta pun dapat menikmati pemandangan sungai yang menusuk, rumpun-rumpun bambu dan sawah hijau secara membentang dengan pertimbangan gunung Salak. Dalam saat itu penulis juga melihat para petani sedang meronce dan mencangkul sawah. Banyak juga anak-anak dengan berdiri di tanggul sawah melambai-lambaikan tangan mereka saat medium api melintas.
referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar