Kamis, 28 Mei 2015

Trik Menulis Kejadian buat Wartawan Pemula

Sebagai seorang wartawan cakap tidaklah mudah, butuh skill yang bagus dan pengalaman yang luas tentang jagat kejurnalistikan. Namun, tidak menutup kemungkinan wartawan pemula dapat jadi wartawan yang cakap. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kita langsung dimudahkan dengan berbagai kemudahan. Apabila primitif seorang wartawan tentu mengunjungi kantor tumpuan massa untuk menjatah tulisannya. Kini secara adanya pelayanan surat elektronik atau email, akan sangat memudahkan wartawan mengirim tulisannya ke redaktur dimedia massa.

Masalah pengiriman Berita Pangandaran kini meski lagi alasan. Akan tetapi ada masalah trendi yang sering merayapi para wartawan pemula, yaitu kekurang percaya dirian wartawan mengenai tulisannya, apakah telah layak muat atau tidak. Beberapa pewarta profesional yang mempunyai banyak sekali pengalaman, memberikan kita tips barang-kali agar tulisan kalian berkwalitas dan layak muat. Berikut trik yang bisa dipakai bagi wartawan pemula:

1# Rajin-rajinlah melimbang.

Tak jarang, diperjalanan kita menemukan moment-moment yang menarik dan bagus untuk dimuat di media masyarakat. Seperti kecelakaan, pertunjukan budaya, atau fenomena sosial lainnya. Tersebut sangat penting, mengenang menjadi seorang pewarta diwajibkan untuk ada banyak referensi untuk bahan berita. Kekurang produktifan wartawan di dalam menulis berita salahsatunya dikarenakan sedikit amat wartawan memperoleh info.

2# Kuasailah Kecakapan dan Skill Kejurnalistikan.

Kacian-Kantor-Desa-di-Ciamis-Ini-Selama-

Banyak wartawan perintis sering tidak dimuat tulisannya dimedia masyarakat, ini dikarenakan wartawan kurang menguasai serta memahami komposisi 1 buah berita yang indah. Dimana unsur 5W1H yang tidak disajikan secara baik. Maka, seorang wartawan haruslah menyimpan terlebih dahulu skill dan ilmu menyerempet kejurnalistikan, baik di dalam proses penulisan, pengeditan dan pengiriman di media massa. Syarat massa di Nusantara tentu memiliki provokator yang berbeda. Seorang wartawan harus tau itu, jangan datang tulisan yang aku muat tidak menerima standar suatu prasarana.

3# Tulislah Lepas Baru Edit.

Seorang wartawan sering mengalami kesulitan memulai satu tulisan. Butuh saat lama, agar tulisan selesai dibuat. Hal tersebut tentu akan membuang waktu, seorang wartawan harus gapah. Tulislah apa yang sedang difikirkan, apa-apa saja. Dari asal hingga akhir. Pertama kemudian setelah selesai, lakukan pengeditan secara baik dan resmi.

4# Tulislah dengan Jujur, Singkat dan Padat.

Data fenomena yang telah diperoleh dilapangan, jangan sampai dirubah/dimanipulasi hanya demi menggenapi keinginan/kebutuhan pribadi. Laporan harus jujur biasa, dijabarkan tanpa siap unsur membohongi khalayak. Karena itu merupakan tindakan yang membobol kode etik dan asalkan ketahuan akan menyelundupkan kekecawaan masyarakat terutama pelanggaran hukum. selain itu, tulisan gak bertele-tele, artinya segera ke pokok pembahasan. Ini akan membuat pembaca merasa bosan dengan tulisan yang dibuat. Bahkan redaktur bakal menggagalmuatkan tulisan kalian.

5# Periksan Ejaan, Tanda Baca, & Pola Piramida Terjungkal.

Banyak wartawan perintis lalai dalam menyelidiki tanda baca. Kadang tulisan sering tak diperhatikan tanda bacanya seperti titik, koma, tanda kutip dan sebagainya. Wartawan juga harus memahami pola vokal segitiga terbalik secara harus ada pada sebuah tulisan petunjuk. Segitiga terbalik yakni istilah dimana tingkatan atas merupakan sesi tulisan yang super penting dan memikat, yang disajikan pada bentuk lead. Lepek kedua di kapasitas tulisan yang sempurna penting, biasanya berbentuk penjabaran dari keterangan yang ada dalam bagian lead. Level terakhir berupa penutup yang biasanya bobotnya kurang menarik, cuma sebagai pelengkap aja.

referensi:
http://www.wartapriangan.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Berita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar