Kamis, 23 April 2015

Teknik untuk Menghadapi Gugup Ketika Wawancara Kerja

Senin kemarin adalah hari yang sangat meragukan. Saya harus menahan tahapan wawancara untuk satu posisi lowongan kerja. Benar-benar rusuh bukan kepalang. Sebelumnya, saya biasanya ditawari langsung pekerjaan sama teman tanpa embel-embel wawancara. Jadi tinggal mengetahui posisi, meneliti tugas pokok perbuatan, dan menyanggupi telatah yang akan ditungaskan. Lalu, Saya spontan terlibat dalam perbuatan tersebut.



Namun, kali ini benar-benar berbeda, saya harus diwawancarai. Kalau gagal, jadilah beta terus berleha-leha di rumah. Walau pun sudah bosan rupanya untuk terus tinggal di rumah, setelah beberapa bulan bukan bekerja. Maklum, hamba ini pekerja freelance kambuhan. Meski amat saya tidak target dipermainkan nasib dan tidak mencari jalan mengatasi kegugupan itu. Yang namanya predisposisi dengan didukung per upaya maksimal wajar akan berhasil, itulah yang saya pikirkan. Setelah serius mencerap TOR (Term Of Reference), beberapa hari. Gugup tak menjeling usai. Namun syukurnya, beberapa teman yang mengetahui saya selagi melamar pekerjaan bersetuju untuk membantu melepaskan tips dan aku melakukannya. Saat-saat serupa ini kehadiran seorang fren sungguh sangat berisi. Lalu apa tips dan apa yang saya lakukan?

1. Latihan wawancara lowongan kerja terbaru rapi teman-teman sebidang tingkatan yang akan dilamar. Sebelum hari senin hari wawancara (8/12/2014), pada hari minggu saya diajak buat datang berkumpul ke rumah teman saya di Jakarta. Ternyata sedang ada pertunjukan ulang tahun pada rumah tersebut & berkumpullah beberapa orang dengan berpengalaman dalam sudut pandangan pekerjaan yang hendak saya lamar. Disela-sela pesta kecil-kecilan, itu melatih saya untuk diwawancarai. Beberapa orang berpura-pura menjadi panel (pewawancara). Setelah itu dilontarkanlah beberapa pertanyaan dan apesnya saya menyambut terputus putus. Tersebut yang berpengalaman seyum-senyum melihat saya lopak-lapik.

2. Setelah latihan selesai, mereka melepaskan masukan dan komentar, 1) sebelum diwawancarai lihatlah semua sosok yang diwawancarai, agar kita bisa kian percaya diri berbicara dengan mereka. 2) tataplah mata pewawancara nama pseudonim kontak mata, fokuslah berbicara kepada sosok yang bertanya, serta sesekali melihat orang sekitar. 3) Bila ada pertanyaan gak jelas, tanya kembali kepada penanya, “maaf bisa diulangi sedang pertanyaannya”. 4) Bila menjawab pertanyaan agak panjang dan guna menjaga konsentrasi bisa minum sebentar / berhenti 2-5 detik untuk berpikir lalu menyusun jawaban. 5) tetap focus lawan pertanyaan, jangan cukup yang ditanya urusan pengalaman kerja, engkau malah menjawab keinginan mendapat gaji besar. Ups, masih siap saran-saran lainnya. Mangga lanjut membacanya.

3. Tibalah hari dan saat proses wawancara. Masih ada beberapa tips lainnya. Inilah yang saya lakukan untuk mengatasi keraguan ketika pengalaman prima diwawancarai.

1) Sebelum wawancara saya mengadar dulu ke lubang mandi/ toilet. Sekalipun tidak mau buang air alias kencing. Beta mencuci muka. Apabila anda mau buang air besar, buang airlah. Sebab proses wawancara sanggup memakan waktu sampai 1 jam bertambah. “Singgah” ke toilet ini penting untuk membangun kepercayaan pribadi sebelum wawancara.

2) Setelah itu. Abdi menunggu dipanggil ke ruangan. Ketika dipanggil, saya menarik napas sebentar. Lalu merasuk dengan langkah tentu sembari tersenyum hingga masuk ke ruangan. Ingat jangan tersenyum berlebihan, karena sekiranya menakuti pewawancara nantinya.

3) Ketika merasuk ke ruangan, saya lihat seisi ruangan. Ini dilakukan buat menyesuaikan diri tentang lingkungan baru serta membangun tingkat kenyaman ketika berhadapan beserta orang. Setelah aku merasa tenang, saya menjadi lebih rileks kalem ketika mulai meningkah pertanyaan demi problem. Sebelum duduk, upayakan menyalami satu bagi satu pewawancara.

referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar