Saya kenal beserta pempek sejak famili 5 SD, ketika kerabat yang merantau di Palembang ulang ke Jawa bersama keluarga. Padahal saat pernikahan kerabat ityu, saya hadir pula di Palembang. Namun demikian usia saya tetap usia 5 tahun, belum paham mengetahui makanan.
Selanjutnya pada setiap mudik selalu bawa pempek meskipun sekutil, selebihnya buat
swasembada sambil mengajari dulur membuat pempek. Perempuan kerabat
saya yang asli Palembang betul2 terbiasa buat pempek sendiri, katanya
bertambah enak buat tunggal. Sejak saat tersebut saya menyukai pempek
meskipun harus cari, karena saudara beta malas buat pempek sendiri.
Sejak 2007 kerabat saya pindah ke Jogja untuk http://pempekvicopalembang.com/,
namun tak berarti kadang kala membuat pempek. Santapan ini hanya
tersedia pada hari tegap Idul Fitri dan Idul Adha, saat sanak besar
berkumpul. Walaupun pempek yang terbuat banyak, tetap pula hanya
kebagian lumayan.. maklum orangnya penuh. Selain pempek juga ada tekwan,
tetapi setelah para patriarki meninggalkan kami dalam dunia ini, bukan
pernah lagi memproduksi tekwan..: (.
Prolog mula bermukim
dalam Jogja, beliau macam saya membuat pempek dengan bahan dasar ikan
tenggiri. Lama-lama harganya makin tinggi dan susah dieroleh, akhirnya
ganti dgn ikan gabus alias ikan kutuk. Mengecap pempek memang sedikit
nendang dibandingkan secara ikan tenggiri, tapi apa mau dikata: ).
Beliau tinggal di Godean dengan pasarnya banyak ditemukan lele.
Pasar terlengkap dengan kualitas bagus dan harga senewen di Jogja
setahu saya adalah Pasar Demangan. Jalanan yang sering macet dan
kesibukan membuat sira tak sempat ke swalayan Demangan. Paling-paling kulak ikan di Pasar Kranggan, barat Tugu Jogja yang pilihan ikannya kurang beragam dan lebih mahal.
referensi :
pempekvicopalembang.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pempek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar