
Gugusan pulau dengan masih tergabung secara Provinsi DKI Daerah khusus ibukota jakarta ini terletak di ujung utara Wilayah DKI Jakarta. Saat bulan Desember tahun lalu, saya dan teman-teman satu almamater berkesempatan untuk mereguk indahnya bagian imut dari Pulau Sewu, yakni Pulau Harapan (tempat menginap), Darat Bulat, dan Darat Kelapa. Karna tidak mau ribet di dalam mengurus akomodasi & “tek-tek bengeknya”, kami menyewa agen petualangan wisata. Merekalah yang mengatur perjalanan pecacal, dari mulai pemberangkatan melalui Muara Angke, tiket kapal, tour guide, home stay, sampai makanan serta barbeque. Jadi member tinggal terima menjadi saja, hehehe.
Baiklah…perjalanan kita mulai dari Muara Angke untuk pulau harapan tour. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kapal nelayan di Jakarta. Kuala Angke juga adalah titik keberangkatan menyatroni Pulau Seribu bagi “low cost” traveler seperti saya. Olehkarena itu merupakan komplek nelayan, maka jangan terpesona ketika menjumpai situasi pasar ikan dengan becek dan semerbaknya bau amis ikan di sana (namanya juga pasar ikan: D).
Begitu sampai di Muara Angke, kami dijemput sambil pihak agen wisata yang langsung mengenalkan kami dengan tour guide dan mengiringi kami ke bahtera. Jangan bayangkan speed boat yang judes ya… kapal yang kami naiki terkait adalah kapal gawang yang tidak terlalu raksasa dan sangat memaksimalkan jumlah penumpangnya. Penumpang berjejal dari sebelah kapal hingga lunas, sampai-sampai untuk jalan setapak ke toilet selalu susah. Kapal kita berangkat pada ketuk 09. 00. Di kondisi normal pengembaraan dari Muara Angke menuju Pulau Kemungkinan memakan waktu dua, 5 jam saja. Lain cerita bahwa cuaca tidak berserikat, perjalanan bisa molor menjadi 4 jam, seperti yang hamba alami.
Pukul 13. 00 kami tiba di dermaga Daratan Harapan. Kalimat yang pertama kali terucap kala menginjakkan kaki di Pulau Harapan adalah “Waaah…keren banget, tapi mengapa ada sampahnya sungguh??? ”. Yup…pemandangannya kadang keren banget, lautnya biru jernih, pasirnya putih, tapi cinta ada secuil kotoran yang merusak keindahannya. Setibanya di sana saya dan legian diantar menuju homestay untuk istirahat, sholat, dan makan. Sehabis istirahat dan tiru baju, kami dijemput untuk melanjutkan prosesi mencari spot snorkeling dengan perahu konvensional. Setelah puas ber”snorkeling” ria perjalanan sinambung ke Pulau Ensiklopedis untuk menikmati tinjauan sunset. FYI…Pulau Kompak merupakan pulau persona milik keluarga cendana, di sana ditemui penginapan pribadi secara sepertinya sudah tak terurus lagi. Belum puas menikmati sunset, tour guide pecacal malah meminta kita untuk segera bersikap kembali ke Pulau Harapan. Katanya jika kesorean ombaknya gede, apalagi cuaca pada itu tidak bersahabat. Walhasil kami pulang serta malamnya disediakan barbaque ikan segar ragam abang tour guide.
referensi :
marotravel.com/pulau-harapan-murah
https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar