Mendengar kata “fashion” secara terbayang di pikiran saya adalah
bentangan catwalk, panggung dengan megah, penonton secara semuanya dari
kalangan selebritis dan keluarga sosialita serta pengamat mode, lenggang
lenggok para peragawati secara senyum angkuhnya &.., adi busana
patut mahal besutan pengelola ternama. Mungkin prospek yang ada di benak
saya itu dipengaruhi apa yang sering saya lihat di majalah cewek Femina
dan semacamnya. Bahkan film “The Devil Wears Prada” pun seolah
menyungguhkan imaji “perfect” mengenai dunia fashion, secara diperankan
denga amat apik oleh Meryll Streep.
Tapi
ternyata fashion tidaklah se-kaku itu dan tak pula berstandar dalam
nilai nominal tertentu yang hanya dinikmati kelas masyarakat mampu saja.
Ketika uni ragam model pakaian dirilis oleh seorang perancang ternama,
dan lalu banyak dijumpai pada butik-butik mahal pada mall atau
diproduksi secara massal sama brand terkenal, oleh karena itu bisa
dipastikan dalam tempo tak periode trend mode pakaian serupa, motif dan
corak yang sama, mau menjamur pula pada toko-toko baju dan pasar grosir
pada berbagai kota. Bahkan menjelang lebaran, moment yang oleh sekitar
besar masyarakat Indonesia dianggap saat “wajib” berbelanja baju segar.
Sabtu
kemarin abdi ke Bekasi untuk grosir tas branded, menginap di rumah adik
abdi di komplek perumahan Mutiara Gading Timur (MGT), Bekasi Timur. MGT
punya wahid lahan yang sempurna luas, yang semula peruntukannya untuk
fasos-fasum, berupa taman berperan anak-anak dan tempat rekreasi
keluarga. Sebelah 5 tahun dan lalu saat adik beta baru pindah ke sana,
keberadaan tekun bermain anak itu tidaklah terlalu hiruk-pikuk. Setiap
weekend pagi, banyak penjual santapan mangkal dan sore harinya disulap
oleh sebab itu semacam pasar aneka macam ada dadakan. Lama-kelamaan
jumlah pedagang secara membuka lapak di tempat itu makin membludak.
Sekitar setahun lalu, areal taman bermain itu betul-betul sudah diubah
sebagai pasar malam bertunas permanen yang sibak di hari Sabtu dan
Minggu.
Kini, keberadaan penjual baju dan berbagai pelengkapnya,
bukan saja hanya ada di malam hari saja, cepat hari pun banyak lapak
“fashion” terkait tak kalah besar. Dilihat dari ragam tamsil pakaian
yang dijual, tak kalah merampok dan “rame” dgn model baju rakitan butik.
Kaftan atas Syahrini yang peroi manik, batu-batuan, payet, juga ada,
hanya saja asesorisnya dimodifikasi, disesuaikan dengan harga
mudah-mudahan terjangkau. Warna serta motif kainnya pun mengikuti trend
secara ada. Soal benih dan jahitan?! Akur tentu saja beda. Tersedia
harga ada muka, ada harga terdapat mutu. Bahannya kadang-kadang kasar,
tipis, tak menyerap keringat. Jahitannya pun kodian. Namun bagi yang
ingin tampil menawan dengan kocek pas-pasan, tepat hal itu tak jadi
soal.
referensi:
http://www.grotas.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Tas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar