Jumat, 07 Februari 2020

Pakaian Adat Jawa yang Semestinya Diketahui


Jawa merupakan pulau dengan penduduk yang paling banyak di Indonesia. Tak heran apabila etnis Jawa memang menjadi mayoritas di negara ini. etnis Jawa tak cuma tinggal di Pulau Jawa, namun ada juga yang menyebar ke pulau lainnya. sehingga banyak adat istiadat Jawa yang diadopsi oleh tradisi tradisi di tempat lain. sebuah kultur tidak lengkap jika tak memperhatikan dari sisi baju adatnya. Baju adat Jawa sungguh-sungguh beragam dan akan kami bahas beberapa disini.

Baju yang pertama yaitu kanigaran, pakaian ini mulanya adalah baju khas pernikahan oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta. Namun pada masa sutlan Hamengkubuwono IX, pakaian ini sudah dipersilahkan untuk masyarakat bukan ningrat. Sehingga saat ini kanigaran menjadi favorit para pengantin, terutamanya oleh pengantin berdarah Jawa.

Kanigaran ini berasal dari bahan beludru hitam dengan bawahan berupa kampuh atau dodot. Riasan dan aksesoris yang diaplikasikan memiliki undang-undang khusus tersendiri, sehingga hanya dimengerti oleh perias profesional adat Jawa.

Pakaian adat Jawa berikutnya bernama basahan, dimana pakaian ini juga sama dengan kanigaran merupakan untuk keperluan pada upacara pernikahan. Basahan ini ialah pakaian pada masa kerajaan Mataram. Berbeda dengan kanigaran, penerapan baju basahan ini tidak mengaplikasikan baju luaran pada kemben. Meskipun untuk aksesoris serta riasan hampir mirip dengan gaya kanigaran.

Baju khas Jawa lekat sekali dengan yang namanya kebaya. Pakaian tradisional yang dikhususkan untuk kaum perempuan ini memang benar-benar populer. Biasanya terbuat dari kain dengan tambahan brukat sebagai pemanis, kebaya menjadi baju formal di bermacam-macam acara seperti pernikahan.

Kebaya sendiri berasal dari kata abaya yang artinya baju. Tetapi, berdasarkan sejarah kebaya dibawa dari Tiongkok dan memperoleh akulturasi kebiasaan dari Jawa sehingga menjadi seperti kini. Pakaian yang senantiasa dipadukan dengan bawahan jarik ini dahulu adalah simbol aristokrasi yang membedakan antara wanita bangsawan dan rakyat lazim.

Menurut sejarawan kebaya yang terbuat dari kain sutra, brukat, serta beludru yang ditambah dengan aksesoris bros di bagian dada telah ada sejak tahun 1817. Kebaya bertahan menjadi pakaian putri bangsawan, sampai ketika ini menjadi baju tradisional yang masih banyak disukai oleh perempuan di Indonesia.

Pakaian Jawa yang terakhir yakni beskap, yang yakni baju tradisional untuk para kaum pria. Beskap sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram merupakan pada akhir abad ke 18.

Wujud beskap yaitu kemeja lipat dengan kerah tidak berlipat, warna pakaian ini polos dengan hiasan aksesoris pada komponen kanan dan kiri dada. Pola kancingnya juga dihasilkan menyamping serta komponen belakang diperkenankan terbuka untuk daerah keris. https://takterlihat.com/ adat Jawa ini merupakan pakaian atasan Jawi Jangkep, tetapi kerap kali kali diaplikasikan terpisah. Ada 4 variasi beskap yaitu gaya solo, gaya Jogjakarta, Landung, dan Gaya Kulon.

Sumber :
https://takterlihat.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar