Dalam menentukan bahan pipa, terutama untuk industri, faktor yang paling
penting adalah fluida apa yang mengalir di dalamnya. Selain itu,
kondisi pendatang dari pipa juga mempengaruhi. Dan ujung, tentu saja
sosok ekonomi pun menjadi dasar pemilihan material. lihat Pipe
Distributor
Corong dapat dibagi menjadi 2 bagian luas. Pipa dari
logam dan non-logam. Logam terdiri daripada carbon steel, stainless
steel, aluminium, nickel dan lainnya. Berikut ini diartikan sebagai
contoh di desain corong untuk pabrik industri udara alam, minyak, atau
bengkel kimia lainnya.
Pertama, reaksi harus memikirkan apa serta
berapa banyak macam rahim yang akan melewati pipa. Pada dasarnya,
seluruh pipa untuk proses umumnya harus menggunakan pipa senar dan
diawali dari bahan carbon steel yang mengelokkan murah.
Kelanjutan
aliran fluida, bagian dalam pipa menanggung korosi, & salah satu
cara untuk mengumumkan kecepatan korosi adalah mengenakan grafik de
Waard - Milliams nomograph. Grafik berikut membantu dalam menentukan
meski kecepatan korosi (mm/tahun) yang disebabkan memilikinya kandungan
CO2 dalam fluida.
Problem disebabkan korosi siap diatasi dengan
menambah ketebalan pipa sebesar kecepatan korosi dikali tahun lamanya
pabrik didesain. Namun, jika semuanya ketebalan yang dibutuhkan untuk
mengatasi korosi itu terlalu tebal, buluh-buluh akan jadi sangat tebal
dan bukan efektif di dalam pembangunannya.
Selain korosi, suhu
fluida juga menentukan material pipa. Tambah rendah suhu, logam bakal
menjadi gampang mengalami belahan. Ini soalnya sifat brittle (getas)
logam bertambah dalam suhu ringan. Stainless steel merupakan satu
diantara yang telaten akan suhu rendah. Olehkarena itu itu, dalam
cryogenic service (fluida beserta suhu sistem dibawah -196 degC)
stainless steel adalah material yang cocok dibandingkan dengan carbon
steel.
Stainless steel kadang kala disebut pun corrosion
resistance alloy (campuran logam tahan korosi) serta tentunya lebih
mahal dipadankan carbon steel. Stainless steel bisa dibagi menjadi
beberapa jenis, misalnya austenitic, feritic, martenistic, duplex dan
high alloy stainless steel (campuran tinggi logam stainless steel).
Sayangnya, stainless steel bukan tahan lawan semua species korosi,
paling utama korosi yang disebabkan per klorida, sulfida serta fluida
asam (sour fluid) lainnya.
Untuk sistem pipa yang mengalirkan
fluida asam (piping system for sour service) biasanya dalam desain
berdasar pada standar NACE (National Association of Corrosion Engineers)
MR0175. Mulai tahun 2003, standar NACE MR0175 bersatu secara ISO 15156
dan yang memiliki tuntutan desain yang sulit dipadankan edisi tahun
sebelumnya.
Semakin tahan lawan berbagai korosi, semakin muluk
harga bahan tersebut. Dalam mengurangi biaya, pengaplikasian cladding
atau overlay merupakan satu diantara alternatif. Misalnya menggunakan
buluh-buluh dari carbon steel secara dilapisi senar mahal pada bagian
dalamnya aja yang bertengkar langsung beserta fluida sumber korosi
hendak bisa menyesuaikan biaya tanpa mengurangi ketahanan terhadap
korosi.
Pemilihan bahan ini tak hanya dalam pipa, akan tetapi
juga berlaku untuk bejana (vessel), klep (valve) & elemen pembuluh
lainnya. Dalam katup, meskipun material dari badan katup bisa memakai
carbon steel, tetapi bagian dimana korosi tidak diperbolehkan untuk
melestarikan kemampuan katup untuk ball valve sankyo
menyekat (sering dikenal sebagai trim, seperti sesi valve seat, stem
dan lainnya), jadi penggunaan stainless steel atau logam kepala dingin
korosi lainnya menjadi klaim.
referensi:
http://www.valvemurahjakarta.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_(disambiguasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar