Kaum waktu yang lalu, aku pergi ke Bandung selama kurang lebih hari
molek kedua orangtua saya. Pada jam-jam pra keberangkatan rujuk, saya
terkaan memaksa orangtua saya bagi mengunjungi teritori terakhir pra
pulang, sambil buka pantang gitu. Tempat itu adalah Richeese Factory,
tempat yang sudah sempurna lama hamba incar karena "katanya" chicken
wings di sini rasanya benar2 pedas. Plus saya sangkaan di Jakarta tidak
ada Richeese Factory, maka saya tdk mau menyia-yiakan kesempatan yang
ada.
Saya hidup beberapa persepuluhan menit sebelum jam terangkan
puasa. Saat itu tempatnya sudah sempurna ramai dengan pengunjungnya
yang sebagian raksasa adalah anak-anak kecil bertepatan orangtuanya, dan
anak-anak muda. Untungnya saya masih menjadi tempat hidup untuk ke-2
orangtua aku.
Richeese Factory merupakan restorasi fast-food;
membeli di bendaharawan, bayar, dan kemudian makanan refleks disajikan.
Lepas kasir tertampang menu-menu target lengkap pada harga &
keterangan. Olehkarena itu saat ini sudah merayu jam-jam uraikan puasa,
teritori ini heboh sekali, antriannya richeese factory
pun jenjang. Saya mengantri selama kurang-lebih 15-20 menit, tapi
setelah sampai di depan kasir & memesan, makanannya pun lekas
disajikan.
Pastinya semua orang-orang sudah meraba snack-snack
Richeese yang saja mengandung keju. Begitu juga pada Richeese Factory,
semua persembahan di sini terus-menerus mengandung keju dan ayam.
Keripik
tortilla yang dalam atasnya dikasih beef chili dan saus keju.
Keripiknya agak liat dan rupanya hambar, beef chili-nya serupa dengan
saus bolognaise serta rasanya bukan pedas sedikit pun, saus kejunya cair
serta rasanya tdk begitu sedap seperti keju di snack-snack Richeese.
Salad
yang terdiri dari paru-paru selada, tomat, jagung yang dipipil, ubi
benggala rebus, serta potongan mandung, lalu disiram dengan saus keju
dan mayonnaise, dulu ditaburkan parutan keju. Seluruhnya disajikan
tenteram, termasuk ayamnya. Rasanya setara seperti salad pada biasanya.
Biasanya salad identik menggunakan makanan segar, tapi bahwa salad-nya
Richeese ini.. A big "NO" for health.
Sup krim yang bermutu
suwiran uci-uci ayam, penggalan kentang dan jagung yang dipipil yang
bukan terlalu banyak, lalu ditaburkan keju gores. Kekentalan supnya pas,
rasanya juga enak, mungkin sebab MSG-nya juga banyak.
Yang
saya amanat ini merupakan fire wings level beginner, alias level 0.
Fire wings-nya berukuran cukup luas. Dagingnya tetap, empuk, juga juicy,
serta kulitnya kepis. Saus yang melumuri fire wings-nya warna marah
kecoklatan. Rasa-rasanya tidak benar pedas serta agak menawan.
Setiap bagian Fire Wings diberikan dipping sauce yang berupa saus keju larutan ala Richeese.
Karena
hamba penggemar repot makanan pedas, tanpa waswas saya membeli Fire
Wings dengan status ultimate, nama lain level yang paling tinggi, yang
paling sengit. Sekilas tiada bedanya secara Fire Wings di bagi, tapi
bahwa diperhatikan, saus yang melumangkan ayamnya berwarna merah. Begitu
aku cicipi, BENERAN PEDES. Berikut pedasnya beneran, gak kayak restoran
anu atau saus sambal merk anu yang ngaku-ngaku pedas tapi setelah
dicoba sepertinya gak tersedia pedas-pedasnya. Namun demikian bisa
dirasakan kalau pedasnya itu menyakitkan lada, panasnya hanya ketika
mulut selalu. Berbeda beserta cabai rawit yang tak pedas di mulut namun
demikian panas dalam perut. Sesudah makan ini saya bukan mempunyai peri
dengan tembolok saya kok.
Rasa pedasnya begitu mengendalikan
sehingga rasa ayamnya tunggal jadi gak terasa. Aku sih suka dengan rasa
pedasnya, tapi menghabiskannya ini benar-benar menginginkan perjuangan
loh.
Menurut
aku sih target selain Fire Wings-nya tidak begitu mengesankan, karena
yang paling mengesankan ya Fire Wings-nya tersebut sendiri. Eh, ternyata
dalam Jakarta pun ada Richeese Factory. Saat ini saya tdk perlu
menyebrangi kota bahwa ingin mencicipi Fire Wings-nya. 7. 5/10!
referensi:
http://menuricheese.blogspot.co.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Richeese_Factory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar