Indonesia ialah sumber keaneragaman, diantaranya Perjodohan adat
Nusantara memiliki Aturan Pernikahan kebiasaan yang benar beragam, saat
ini saya tertarik untuk mencetak Prosesi Ijab kabul adat Minang.
Warna
Perarakan Pernikahan kebiasaan Minang meraup pola http://www.pelaminanminang.web.id/
yang unik dengan bagian tradisional yang kental, Perlaminan yang
dihiasi khas Minang ala Ruang Jantan mengandung kain yang bersulamkan
benang emas tepat berkilau & warna yang mendominasi diartikan
sebagai hitam. Warna berkelas yang melambangkan corak khas atau cirri
padang Datuk.
Cara duduk kedua mempelai
Perlaminan Tempat
duduk kedua mempelai bukanlah lebih dari kursi. Yang memiliki makna yang
mengkritik kesamaan kualifikasi diantara segala orang, menjadi kedua
mempelai duduk tanpa bangku beserta bersimpuh & bersila.
Pernak - pernik Perlaminan
Didepan
pelaminan disebelah kiri & kanan terdapat sepasang setajuak yang
berjumlah sebelas, seluruh itu menggantikan asal sanak pengantin atas
kalangan bangsawan. Kaki setajuak adalah ketan kuning & satu pun
berisi serasa, kapur & pinang dibungkus saputangan bertabur benang
indah. Juga ada sepasang jamba gadang yang di tutup saputangan bersulam
emas. Satu diantara jamba raya tersebut bermutu ketan asfar, ketan warna
putih, ketam warna hitam dan paniaram. Sedangkan yang lain berisi nasi
lengkap secara lauk pauknya.
Prosesi persetujuan kedatangan pengantin pria
Untuk
prosesi menceritakan, bahwa mempelai pria telah melakukan pertemuan
pada hari jum'at sesudah sholat Jum'at di Mesjid. Seperti perjodohan
secara Islam pada umumnya, anak daro saat tersebut belum ketemuan[cak]
dengan marapulai. Setelah Pertemuan selesai dalam Mesjid, Marapulai
diantar oleh orang tua dan keluarga menuju anak daro dirumahnya.
Munculnya marapulai dirumah anak daro ini disambut dengan tandak
gelombang, pepatah petitih & tari teater yang semata menandakan lalu
marapulai diterima oleh titisan anak daro.
Selanjutnya
menggunakan mencuci tangan yang dijalankan oleh embuk anak daro, ritual
berikut menandakan kalau marapulai hadir dengan iklas lahir semangat
oleh sanak anak daro. Bila terdapat perselisihan serta pertengkaran
diantara kedua rombongan tersebut, oleh sebab itu selesai sampai di situ
saja & kini kedua keluarga telah menyatu.
Mendirikan keluarga segar
Kemudian
sang marapulai lari diatas kain putih yang langsung digulung karena
tidak boleh diinjak oleh siapapun selain marapulai. Ritual itu memiliki
makna mempelai mendirikan keluarga mutakhir yang tidak mau diganggu sama
siapapun. Setelah itu kedua mempelai didudukan diatas pelaminan.
Upacara makan
Setelah
itu sematan tersebut yang suguhi persembahan ketan berwarna warni yang
berpengaruh dihadapan marapulai dan keturunan daro. Masing-masing
memilih ketan tersebut. Ternyata sang marapulai memilih ketan hitam,
yang memiliki pengertian perannya sejajar pelindung dankepala keluarga
tetapi anak daro memilih ketan putih yang berarti lalu sebelumnya
keturunan daro belum pernah mengikat. Tidak ada kegiatan saling
mengekol, dalam etiket Minang mempelai masing-masing mengambil sendiri
hidangan pilihannya.
Reuni
Para undangan yang tampil
disuguhi rekreasi berupa tari piring serta dijamu dengan makanan utama
Minangkabau. Dibagian samping kiri dan kanan pelaminan ketika gelar
sepra (kain putih) tempat menyuguhi para undangan. Jamuan bercorak kue
serta makanan tradisional Minangkabau menyerupai lamang, tapai, lapek
krucut, kolak diisikan pada piring-piring kecil. Dan terdapat cirano
yang buncit makanan, adalah persembahan kira datuk desa lain.
Terdapat
lima daftar adat Minang yang sewajarnya dilaksanakan seusai akad nikah.
Ialah memulang tanda, mengumumkan gelar pengantin pria, mengadu alis,
mengeruk nasi kuning serta bermain coki( semacam produk catur
representasi keluluhan gua tercipta kemesraan) Daerah minangkabau
terletak disebelah barat daratan sumatera.
referensi:
http://www.pelaminanminang.web.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar