Tugu
Khatulistiwa yang terletak di Siantan, Pontianak Utara. Tugu yang hanya
ronggang lima kilometer dari inti kota menyatroni arah Singkawang ini
tampil jelas. Sejajar simbol jika Pontianak pada lintasi sambil satu
garis yang membelah bumi sebagai dua potongan dan metropolitan pontianak
satu diantara kota yang di lintasi oleh ahad garis panjang itu ataupun
garis khatulistiwa. Dalam bidang geografi, Tanah diibaratkan dibagi
menjadi 2 bagian, yakni belahan utara dan kaum selatan. Atas pembagian
hal itu, dapat disebut Kota Pontianak berada persis di tengah-tengah
garis semu tersebut.
Dewan itu terdiri dari 4 buah tonggak atau tonggak dari kayu
belian / kayu ulin (kayu sedikit khas Kalimantan). Masing-masing tonggak
berdiameter 0, 30 meter. Dua tonggak bagian depan tingginya 3, 05 meter
dr permukaan zona, sedangkan dua tonggak bagian belakang, tempat
lingkaran & anak tanda penunjuk pedoman, tingginya 4, 40 meter.
Keunikan Tugu khatulistiwa
Kasus yang paling menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa tugu khatulistiwa pontianak
ialah saat berlangsung kulminasi, yaitu Matahari jelas berada dalam
garis khatulistiwa. Pada tatkala itu bayangan tugu “menghilang” beberapa
era, meskipun diterpa sinar Matahari. Kita yang berdiri dalam sekitar
Tugu juga dengan hilang bayangannya selama sejumlah saat.
Kurik kulminasi Matahari itu berlangsung setahun ganda, yakni
rumpang tanggal 21-23 Maret serta 21-23 September. Bagi suku Kalbar,
kejadian alam yang ada menjadi tontonan menarik dengan demikian
menjelang kulminasi Matahari.
Waktu
ini tugu tersebut sudah berusia 75 tahun. Selama kurun waktu itulah
Metropolitan Pontianak memerankan salah satu puri yang dikenal di jagat
sebagai puri khatulistiwa. Pesona tugu gak terletak di sisi
komersialnya, tetapi malahan pada daya penataan semoga serasi beserta
alam serta kelestarian Waduk Kapuas. Tugu Khatulistiwa serta Sungai
Kapuas adalah khayalan pariwisata Kalimantan Barat.
Metropolitan Pontianak ialah salah satu wilayah yang dilalui
oleh perenggan imajiner khatulistiwa. Untuk menandainya, dibangunlah
satu buah tugu yang diberi nama Tugu Khatulistiwa (Equator Monument).
Secara historis, pembangunan Tugu yang menjadi ikon Metropolitan
Pontianak ini telah dimulai pada tahun 1928, sinkron dengan satu
ekspedisi jagat rat yang dipimpin oleh seorang ahli geografi
berkebangsaan Belanda untuk menetakkan garis imajiner khatulistiwa.
Tatkala itu, bangunannya masih sedang, yakni berona sebuah tumpuan yang
diberi tanda panah penunjuk panduan. Pada tahun 1938, arsitek Silaban
merestorasi tugu tersebut dan menurunkan sebuah lingkaran di bagi
tonggaknya. Mutakhir pada tahun 1990, menggunakan niat dalam melindungi
tugunya yang pasti, pemerintah daerah setempat berinisiatif membangun 1
buah kubah. Kemudian, di bagi kubah itu dibuat duplikat tugu menggunakan
ukuran lima kali semakin besar daripada ukuran Tugu yang aslinya.
KEISTIMEWAAN
Urutan
khatulistiwa yang melewati Metropolis Pontianak yakni satu-satunya
garis khatulistiwa di dunia yang persis membelah bumi dengan horizontal
sebagai belahan utara dan bagian selatan. Dipastikan, berdiri tatkala
titik lintang nol yang terdapat di tugu tersebut tentunya jadi suatu
kebanggaan tersendiri untuk pengunjung.
Uniknya, bangunan Tugu ini dibuat dari kayu ulin, bukan dr
semen, sesuai bangunan Tugu atau pilar pada biasanya. Pengunjung
diperbolehkan melihat bangunan tugunya yang asli, melihat dokumentasi
cerita pembangunan Tugu dari asal berdirinya sampai sekarang yang ada,
sehingga pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dasar tentang ilmu bumi
serta astronomi. Pada sana pun terdapat 1 buah papan kisah yang
menampakkan statistik pengunjung baik domestik maupun mancanegara.
referensi:
https://digulis.com/2016/05/25/sejarah-tugu-khatulistiwa-di-pontianak/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Khatulistiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar