Bagi kamu yang tertarik dalam dunia jurnalistik mungkin perna berpikir
bagaimana kita siap membuat unik berita/artikel pemberitahuan dan
membuat berita ini menarik untuk di membaca dan tunak kita pula biar
memiliki setandar tulisan yang sedikit lebih formal dibanding kan
tulisan biasa di umumnya.
Sedianya bagi beberapa orang yang berkecimpung dibidang jurnalistik
tersebut dapat meniru kata laksana tidak sahaja tulisan di dalam
umumnya, umumnya bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas,
diantaranya singkat, keras, sederhana, mulus, jelas, lugas, dan
merampok.
Dalam taktik ini, marilah kita tetapkan beberapa pegangan dalam menggunakan bahasa jurnalistik.
Beberapa pijakan penting rakyatindependen di menulis dalam dunia jurnalistik:
1. Menggunakan kalimat yang pendek
Bahasa ialah alat untuk menyampaikan menghasilkan dan informasi. Bahasa
diperlukan dalam komunikasi. Wartawan butuh memahami kalau supaya
segalanya yang disampaikannya kepada khalayak (audience) terlampau dapat
dimengerti orang. Jika tidak demikian, maka gagallah wartawan ini
karena dia tidak komunikatif dalam menganjurkan berita.
2. Menggunakan norma yang mudah di pahami
Khalayak media massa, yaitu pembaca tebaran, pendengar radio, penonton
televisi terdiri daripada aneka ragam pribadi dengan unit pendidikan dan
pengetahuan yang berbeda-beda, dengan minat minat, daya tangkap,
kebiasaan yang berbeda-beda lagi. Mencapai komunitas yang bermacam rupa
dengan makbul merupakan perkara yang bobot bagi wartawan. Bagaimanakah
caranya supaya sebisa mungkin bertemu? Injo Beng Goat, pemimpin sidang
pengarang harian "KengPo" di Jakarta tahun 1950-an mempunyai setara
rumus. Dia berkata bahwa dia hendak menulis tajuk rencana, oleh karena
itu yang dibayangkan di depan matanya ialah pembaca yang pukul rata
berpendidikan sedang, katakanlah sempurna SMP. Pada patokan demikian dia
berjuang menulis sesederhana dan semudah mungkindi pahami pembaca.
3. Menggunakan bahasa sederhana
Perkataan bahasa Nusantara yang baik dan resmi. Ia terdiri dari kata
pokok atau zat (S), tanda sebutan atau predikat (P), dan kata tujuan
ataupun objek (O). Misalnya, kalimat "Si Amin (S) sampai pasar (P)
membeli satu pena". Komentar demikian tutup lengkap lolos.
4. Menggunakan bahasa tanpa kalimat majemuk.
Membuat tuturan menjadi hidup bergaya yakni sebuah persyaratan yang
dituntut dari wartawan. Berita demikian lebih mempesona dibaca.
5. Menggunakan norma dengan kalimat aktif, tak kalimat membisu.
Wartawan plonco sering kali suka terbawa menulis secara mengulangi makna
yang sama di berbagai kata. Ini siap dipahami, bahkan jika dia hendak
berurusan dalam dunia tengok dan kidung. Dia menurut dengan demikian
tulisannya jadi lebih menawan.
6. Mempergunakan bahasa padat, kuat dan berisi.
Pengatur Ernest Hemingway juga mengucapkan sebuah rukun lain di penulisan petunjuk.
referensi:
http://rakyatindependen.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar