Selasa, 22 Maret 2016

Kesempatan Usaha Tas Etnik Paling Baru

Tas berbasis etnik kecuali memiliki nilai kompetensi yang menjulung ternyata siap mendatangkan margin yang cukup besar. Tingkap saja jual beli tas bertato Gendhis ini, dari satu buah rumah yang kawasan Ringroad barat, Gamping, Sleman, Yogyakarta tercipta variasi macam model ats etnik berbahan wajar dengan segel Gendhis. Daripada rumah yang sekaligus jadi pabrik itu setiap perian dihasilkan ratusan tas produk tangan yang dipasarkan beserta harga yang relatif muluk. Usaha tas etnik ityu dikelola oleh pasangan suami-istri Indro Pranomo dan drg. Ferry Yuliana. Sejak tahun 2002 dengan penuh ketekunan mereka mengembangkan bisnis tas etnik yang kini telah menyibakkan hasil yang sangat positif.

Perjalanan wirausaha Tas Mordiva di dalam awalnya boleh dibilang tidak disengaja, karena saat awalnya adalah hasil kreasi Ferry yang berusaha menimbun waktu lalu menunggu kelahiran buah hatinya. Ferry sebelumnya bekerja di perusahaan tas yang cukup dikenal yang Yogya. Sebab hamil, ia memutuskan keluar bekerja. Sambil ia menciptakan tas dr bahan-bahan bersahaja. Ferry menghasilkan desain yang selanjutnya diteruskan kepada karet perajin dalam mengerjakannya.

Namun, ternyata dampak kerajinan tas yang ia desain tidak sedikit diminati sekitar koleganya. Daripada situlah, Ferry kemudian meranyak serius mengurus bisnis pembuatan tas ityu. Nasib elok agaknya lumayan berpihak kepadanya. Ketika di masa awal menekuni pabrikasi tas ini, ia telah memberanikan pribadi mengikuti eksposisi Inacraft. Olehkarena itu merasa serius bahwa produknya akan diminati, ia menggunakan dalam banyak yang patut banyak.

Akan tetapi pada detik menjelang peragaan tersebut, mereka belum mengarungi brand dalam produk tas etnik-nya, kesudahannya mereka memperoleh nama Gendhis. Nama itu baru diperoleh ketika Indro dan istrinya sedang hidup di kedai sebuah hotel. Ide ini tiba-tiba tampak tatkala melihat kemasan gula pasir yang dibungkus kertas kecil beserta tulisan kaidah Indonesia & bahasa Inggris. Tiba-tiba dia teringat madah bahasa Jawa dari gula, yakni gendhis, akhirnya diputuskan nama Gendhis menjadi seri produknya.



Hisab mereka, memproduksi tas sungguh sekadar merenceng bahan-bahan tertentu untuk lalu terbentuk jadi benda yang berfungsi sejajar tas semata. Akan tetapi, di setiap tas yang diproduksi mesti “bernyawa”. Di dalamnya terdapat sesuatu yang mengesankan kira pecintanya. Sebab itulah, pada setiap desain memiliki tema unik. Dan pada menjaga eksistensi, setiap kamar minimal terdapat dua motif baru yang diluncurkan. Bahwa ada event akbar seperti Inacraft, dimunculkan puluhan pertimbangan baru ke swalayan.

referensi:
http://tasmordiva.net
https://id.wikipedia.org/wiki/Tas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar