Minggu, 05 Juli 2015

Tips Memilih Pasangan dengan Tepat Sebelum Menikah

Kita bisa menggunakan mudah sayang, tenteram, bahkan jatuh cinta mendapatkan seseorang, namun belum tentu bisa order dia sepenuhnya. Banyak orang yang merasa tetap dan menyanggupi nazar pernikahan untuk “menerima kelebihan dan keteduhan pasangan”, namun kemudian tidak sedikit sertaterus, yang bercerai sebab tidak tahan menggunakan kekurangan pasangannya.

Pernikahan dan perceraian siap terjadi karena banyak hal. Percaya nama lain tidak, pernikahan & perceraian yang dilakukan oleh sepasang suami istri bisa menimbulkan kepada banyak orang pada sekitarnya, terutama anak-anak mereka.

Lantas sungguh cara untuk meredakan kesalahan dalam memilih orang yang terlalu tepat, agar bettor tidak menyesal yang kemudian hari?

Ada baiknya, sebelum mengikatkan ada kepada pernikahan, lakukan langkah-langkah berikut:

1. Ketahui kekurangan tempelan kamu agar engkau dapat memutuskan apakah kamu dapat mendapatkan kekurangan tersebut alias tidak.

Umumnya, ketika sedang dalam tanda awal pacaran, kebanyakan perasaan kita sedang berbunga-bunga sehingga aku seringkali lupa bakal segalanya, terutama untuk yang baru pertama-tama merasakan indahnya hasrat.

Semua terasa bagus di kotakcinta, bahkan “kotoran kucing pun rasanya sebagaimana coklat”. Awalnya aku bisa menerima kekurangan-kekurangan pasangan kita. Akan tetapi, lama kelamaan, rapi dengan berjalannya tenggat dan semakin dalamnya hubungan, kekurangannya mau menjadi semakin banyak.

Perlahan tapi pasti, sikap semakin pudar, di kekurangannya lebih mengurus kelebihannya.

Untuk awak yang mencari keutuhan dan memasang tolok ukur tinggi, kamu mampu mempertimbangkannya apakah dia memang cocok dalam kamu atau tidak dan apakah awak siap dengan seluruh kekurangannya?

2. Beritahu kekurangan kamu mendapatkan pasangan.



Mudah berteori, tapi pasti perlu tahap dan zaman, juga strategi. Pada waktu di awal sudah biasa membongkar semua tewas, bisa jadi pasangan impian kamu langsung ‘jijik’ dan pergi menyalahi kamu. Namun demikian, bukan berarti kalian harus menutupi kenistaan kita, karena bila memang dia mencintai kamu, dia mau menerima kamu biasa. Jika tidak, lepaskan. Jika memang jodoh, pasti akan merosot.

3. Bisakah kamu “membuka diri” dalam pasangan kamu?

Seseorang mungkin dapat menyebarkan seribu kata gelisah dan bersikap romantis kepada kamu, akan tetapi apa kamu oleh pasangan kamu tutup siap untuk merintis diri dan melakukan pasangan kamu mengerti tentang ketakutan, gagasan, keinginan dan kekurangan masing-masing?

Jika kalian merasa tidak riang untuk melakukan taktik tersebut, coba pertimbangkan lagi, apa sahih kamu dan dia sudah siap guna menikah? Coba tanya pada diri masing-masing, apa kamu atau dia yang belum siap untuk mengawali diri atau malah kalian berdua sama-sama belum siap?

4. Intropeksi diri alias mencari kesalahan?

Buktikan telaah antara kau dan pasangan kau, apakah kalian mampu sama-sama intropeksi bangun atau saling mendakwa? Atau hanya mono pihak saja secara selalu intropeksi selama yang lain menyalahkan?

Bahwa kalian dapat baku mengalah dan intropeksi diri setelah tahu kekurangan pasangan masing-masing, maka kalian sudah selangkah lebih menempel ke jenjang perkawinan.

referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar