Jumat, 27 April 2018

Mengenai Cerita Pengkodifikasian Al-Quran

Banyak dari kita tak mengenal bahwa Al-Quran dahulu tak berbentuk kodifikasi seperti dikala ini. Al-Quran dahulu adalah wahyu yang diwariskan terhadap Nabi Muhammad SAW dan belum dikodifikasikan. Berkat jasa Umar Bin Khattab terjadilah murah internet dinamika penulisan Al-Quran sehingga Al-Quran dapat terkodifikasikan seperti yang kita kenal sekarang. Pengkodifikasian hal yang demikian bermula pada saat perang Yamanah.

Dalam perang hal yang demikian banyak prajurit terbunuh terlebih dari kalangan penghafal Al-Quran. Memperhatikan kejadian semacam itu lalu Umar mengambil inisiatif untuk mengkodifikasikan Al-Quran. Melalui perdebatan dengan Abu Bakar yang ketika itu menjadi khalifah akibatnya diambil keputusan bahwa ide Umar untuk mengkodifikasikan Al-Quran. Kerja pengkodifikasian tersebut juga berlangsung cukup lama ialah sekitar satu tahun. Dalam melaksanakan hal ini Umar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk melakukannya. Agar ini bukan tanpa alasan karena Zaid adalah orang yang menulis di hadapan Rasulullah dikala beliau menerima wahyu.

Selain pengkodifikasian dapat dilakukan dengan bagus dan tanpa melewatkan apa malah karenanya dilakukanlah dua sistem sekaligus dalam dinamika penulisan Al-Quran. Pertama ia menerapkan cara memakai wahyu yang pernah ditulisnya dulu dengan disertai oleh dua orang saksi. Selain sistem hal yang demikian Zaid memakai metode dengan metode mencatat hafalan Al-Quran dari para teman. Agar hal yang demikian dilakukan untuk memperjelas potongan wahyu yang akan dikodifikasikan nantinya. Selain itu dengan kedua metode tadi diharapkan bisa menemukan potongan wahyu yang sirna atau sebagainya.

Maka pengkodifikasian hal yang demikian alhasil diserahkan kepada Abu Bakar dan berikutnya sesudah Abu Bakar wafat kodifikasian tadi dimiliki oleh Utsman bin Affan. Mengamati hal hal yang demikian tentu saja kita wajib berterimakasih terhadap Umar bin Khattab sebab apabila bukan sebab inisiatifnya kita tak mungkin mengenal Al-Quran yang kita ketahui dikala ini.

Perjuangannya untuk melakukan inisiatif dalam dinamika penulisan Al-Quran memang layak untuk diacungi jempol. dari itu sebagai umat Islam, kita seharusnya mengapresiasi hasil usaha beliau untuk mengkodifikasikan Al-Quran salah satunya dengan rajin membacanya. Kecuali itu kita juga sepatutnya bersyukur karenanya bayangkan saja bila Al-Quran tidak dikodifikasikan tentu saja jikalau akan sungguh-sungguh kesusahan ketika mau membacanya.

referensi:
http://www.situsislami.net

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar